Penelitian ini bertujuan menganalisis konflik manusia dengan gajah sumatera, memetakan kawasan konflik, menganalisis pengaruh pengetahuan, persepsi, kebiasaan, dan tindak lanjut penanggulangan konflik terhadap konflik yang terjadi, dan menganalisis persepsi masyarakat terhadap konservasi di kecamatan peunaron kabupaten aceh timur. pengambilan data dilakukan pada bulan juli sampai dengan september 2016. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan wawancara terhadap 40 warga bukit tiga, peunaron lama, peunaron baru, arul pinang, dan 30 warga lokop dan sekitarnya masyarakat di kecamatan peunaron kabupaten aceh timur. analisis data dengan menguunakan skala likert, aplikasi arcgis, regresi linear berganda, dan chi square. hasil penelitian (1) daerah dengan frekuensi dan intensitas konflik paling tinggi hingga paling rendah adalah lokop, sri mulya, arul pinang, bukit tiga, peunaron lama, dan peunaron baru, (2) pemetaan daerah dengan konflik yang paling tinggi berada di daerah yang berbatasan dengan hutan, (3) nilai signifikasi pengetahuan 0,049 < 0,05, persepsi 0,000 < 0,05 dan kebiasaan 0,000 < 0,05, sementara nilai signifikasi tindak lanjut 0,449 > 0,05, (4) nilai uji chi square terhadap persepsi adalah 0,836 > 0,05. kesimpulan dalam penelitian ini, (1) desa yang berbatasan langsung dengan hutan memiliki tingkat konflik yang tinggi, (2) pengetahuan, persepsi, dan kebiasaan masyarakat berpengaruh terhadap konflik yang terjadi (3) persepsi masyarakat terhadap konservasi tidak berhubungan dengan frekuensi konflik. kata kunci : analisis, konflik manusia dengan gajah sumatera, persepsi masyarakat.
Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
THESES
ANALISIS KONFLIK MANUSIA DENGAN GAJAH SUMATERA (ELEPHAS MAXIMUS SUMATRANUS)DI KECAMATAN PEUNARON KABUPATEN ACEH TIMUR. Banda Aceh Program Studi Magister Pendidikan Biologi Universitas Syiah Kuala,2017
Baca Juga : PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KONFLIK GAJAH DAN MANUSIA BERDASARKAN INTENSITAS KONFLIK DI DESA SEUMANAH JAYA, KABUPATEN ACEH TIMUR (Nur Azizah, 2022)