Universitas Syiah Kuala | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI
CITRA CHYNTIA HELWANA, KADAR PROGESTERON PADA FASE AWAL LUTEAL DEANGAN KEMATIAN EMBRIO PADA SAPI ACEH. Banda Aceh Fakultas Kedokteran Hewan,2022

Progesteron merupakan hormon yang berperan penting dalam proses pemeliharaan kebuntingan dan dihasilkan oleh corpus luteum. penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kadar hormon progesteron pada fase awal luteal dengan kematian embrio pada sapi aceh. dalam penelitian ini digunakan empat ekor sapi betina dewasa berumur 3-5 tahun, bobot badan 150-250 kg, sehat secara klinis dan memiliki reproduksi normal. sapi disinkronisasi menggunakan prostaglandin f2 alfa (pgf2α) dengan dosis 5 ml dilakukan pola penyuntikan ganda dengan interval 11 hari. koleksi sampel darah untuk pengukuran konsentrasi progesteron dilakukan pada hari ke-5, 6, 7 pasca inseminasi. pengukuran konsentrasi progesteron dilakukan menggunakan metode enzymelinked-immunoassay (elisa) dan pemeriksaan kebuntingan dan kematian embrio menggunakan metode transrektal ultrasonografi pada hari ke-25 pasca inseminasi. pemeriksaan diulang setiap 10 hari sampai hari ke-55 pasca inseminasi. puncak sekresi progesteron pada sapi bunting dengan embrio yang bertahan hidup terdapat pada hari ke-7 (2,082 ng/ml), pada sapi lem di hari ke-5 (8,209 ng/ml) dan pada sapi tidak bunting di hari ke-7 (3,051 dan 1,157 ng/ml). pola sekresi progesteron sapi lem pada hari ke-5 sampai dengan ke-7 cenderung menurun sedangkan pada sapi yang bertahan hidup cenderung meningkat.



Abstract

Progesterone is an important hormone that functions to maintain pregnancy and is produced by the corpus luteum. The aim of this study is to see a correlation between progesterone and incidence of embryonic death in aceh cattle. This study used four adult female cows, 3-5 years old, 150-250 kg body weight, clinically healthy and have a normal reproduction. The synchronized with prostaglandin F2 alfa hormone, with 5 ml doses, and double injection pattern with 11 day intervals. The blood were collected for progesterone measurements on day 5, 6, 7 post artificial insemination. Measurement of progesterone concentration was carried out using an enzymelinked-immunoassay (ELISA) and pregnancy with embryo mortality were performed using the transrectal ultrasonography method on the 25 day after insemination. The examination was repeated every 10 days until the 55 day after insemination. Progesterone secretion peaks in pregnant cows were on day 7 (2.082 ng/ml), in cattle LEM on day 5 (8,209 ng/ml) and in cattle not pregnant on day 7 (3,051 and 1,157 ng/ml). The pattern of LEM progesterone secretion on days 5 to 7 tends to decrease while those that survive tend to increase.



    SERVICES DESK