Electronic Theses and Dissertation

Direct Reduction Iron atau yang biasa dikenal dengan besi spon merupakan logam besi yang dihasilkan melalui proses reduksi bijih besi dengan menggunakan suatu reduktor gas (gas alam) ataupun reduktor padat (batubaraBijih besi ini biasanya berbentuk pellet atau bulatan dengan porous (pori-pori) di permukaannya. Produk hasil reduksi bijih besi ini biasanya dimanfaatkan untuk proses pembuatan besi dan baja.
Kebutuhan besi spon mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun ketersediaan besi spon masih sangat terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, maka diperlukan langkah yang tepat untuk mengurangi permintaan besi spon. Sehingga pembangunan pabrik besi spon sangat di perlukan untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat serta mendukung perkembangan industri khususnya dalam negeri.
Prarancangan pabrik besi spon ini menggunakan bahan baku utama yaitu bijih besi serta bahan baku pendukung seperti batu bara dan batu kapur. Proses pembuatan besi spon ialah proses melepaskan oksida dari bijih besi. Proses produksi besi spon dengan berbasis padatan di kelompokan berdasarkan perlakuan terhadap umpan baku yang terdiri dari tiga unit yaitu; unit perlakuan awal, unit pembakaran, unit pemurnian. Bijih besi diperoleh dari PT. Arutmin Indonesia dan batu bara diperoleh dari PT. Sebuku Iron Lateric Ore. Kapasitas produksi pabrik ini adalah 300.000 Ton/Tahun dengan hari kerja 330 hari/tahun. Bentuk perusahaan yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan menggunakan metode struktur garis dan staf. Kebutuhan tenaga kerja untuk menjalankan perusahaan ini berjumlah 140 orang. Lokasi pabrik direncanakan didirikan di Jl. Bhakti Manunggal Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Sumber air pabrik ini berasal dari Sungai Martapura, Kalimatan Selatan dengan total kebutuhan air sebesar 30.668,47 kg/jam.
Hasil analisa ekonomi yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Fixed Capital Investment = Rp 165.320.285.630
2. Working Capital Investment = Rp 41.330.071.407
3. Total Capital Investment = Rp 206.650.357.037
4. Total Production Cost = Rp 1.165.155.767.190
5. Sales Cost = Rp 1.341.271.548.045
6. Laba Bersih = Rp 132.086.835.641
7. Pay Out Time = 2,05 tahun
8. Break Event Point = 45%
9. Internal Rate of Return = 52,56%

Mempertimbangkan rangkuman di atas, sudah selayaknya pendirian pabrik besi spon ini dikaji lebih lanjut, karena merupakan pabrik yang menguntungkan dan mempunyai prospek yang baik.

Direct Reduction Iron or commonly known as sponge iron is ferrous metal produced through the reduction process of iron ore using a gas reducing agent (natural gas) or a solid reducing agent (coal). This iron ore reduction product is usually used for the process of making iron and steel. The need for sponge iron has increased every year. However, the availability of sponge iron is still very limited, so to meet the increasing market demand, appropriate steps are needed to reduce the demand for sponge iron. So that the construction of a sponge iron factory is very much needed to meet increasing market demand and to support industrial development, especially domestically. The design of the sponge iron plant uses the main raw material, namely iron ore and supporting raw materials such as coal and limestone. The process of making Direct Reduction Iron is the process of releasing oxides from iron ore. The solid-based sponge iron production process is grouped based on the treatment of the raw feed which consists of three units, namely; pretreatment unit, combustion unit, purification unit. Iron ore is obtained from PT. Arutmin Indonesia and coal obtained from PT. A book of Iron Lateric Ore. The production capacity of this factory is 300,000 Tons/year with 330 working days/year. The planned form of company is a Limited Liability Company (PT) using the line and staff structure method. The need for manpower to run this company is 140 people. The location of the factory is planned to be established on Jl. Bhakti Manunggal, Banjar Regency, South Kalimantan. The water source for this factory comes from the Martapura River, South Kalimantan with a total water requirement of 30,668.47 kg/hour. The results of the economic analysis obtained are as follows: 1. Fixed Capital Investment = Rp 165.320.285.630 2. Working Capital Investment = Rp 41.330.071.407 3. Total Capital Investment = Rp 206.650.357.037 4. Total Production Cost = Rp 1.165.155.767.190 5. Sales Cost = Rp 1.341.271.548.045 6. Net profit = Rp 132.086.835.641 7. Pay Out Time = 2,05 tahun 8. Break Event Point = 45% 9. Internal Rate of Return = 52,56% Based on the data above, it is concluded that this sponge iron factory deserves to be studied further because it is a profitable factory and has good prospects.