Electronic Theses and Dissertation

Preeklampsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang menempati urutan tiga besar penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin serta penyebab kematian pada 15% ibu hamil di seluruh dunia. Salah satu gejala preeklampsia yaitu peningkatan tekanan darah yang dapat dicegah dengan melakukan aktivitas fisik.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan risiko preeklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelatif dengan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kuta Alam dengan menggunakan teknik purposive sampling yangberjumlah 86 ibu hamil. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner Pregnancy Physical Activity Questionnaire (PPAQ) dan kuesioner risiko preeklampsia. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan aktivitas fisik (p-value 0,000), aktivitas rumah tangga (p-value0,024), aktivitas pekerjaan (p-value 0,008), aktivitas transportsi (p-value 0,000) dengan risiko preeklampsia. Terdapat aktivitas yang tidak memiliki hubungan dengan risiko preeklampsia yaitu aktivitas olahraga (p-value 0,223), dan aktivitas yang tidak aktif (p-value 0,106). Direkomendasikan kepada petugas
pelayanan kesehatan untuk dapat meningkatkan promosi edukasi terkait pentingnya aktivitas fisik selama kehamilan serta dampak dari kurangnya melakukan aktivitas fisik dalam mencegah terjadinya risiko preeklampsia.

Preeclampsia is one of pregnancy-related complications ranked as the third leading causes of maternal and fetal morbidity and mortality. It is responsible for 15% of maternal deaths worldwide. One of the symptoms of preeclampsia is an increase of blood pressure. It has been suggested that physical activity or exercise may help prevent preeclampsia. The purpose of this study was to examine the correlation between physical activities and risks of preeclampsia among pregnant women in the work area of the Community Health Center of Kuta Alam in Banda Aceh. This study used a descriptive correlative method with a cross-sectional design. The population was all pregnant women in the work area of the Community Health Center of Kuta Alam in Banda Aceh. 86 samples of pregnant women were selected using the purposive sampling technique. A Pregnancy Physical Activity Questionnaire (PPAQ) and a preeclampsia risk questionnaire were used to collect data. The results showed a correlation between physical activities (p-value 0,000), household activities (p-value 0,024), work activities (pvalue 0,008), transportation activities (p-value 0,000), and the risks of preeclampsia. Conversely, this study found that sports activities (p-value 0,223) and inactive activities (p-value 0,106) were not correlated with preeclampsia. It is recommended that health care workers be able to increase the promotion of education related to the importance of physical activities during pregnancy and the impacts of lack of physical activity in preventing the risk of preeclampsia.