Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
SKRIPSI
PERAN SENI DIDONG DALAM MEREALISASIKAN KEBEBASAN BERPENDAPAT BAGI MASYARAKATRNACEH TENGAH
Pengarang
AL FATHIYA RAHMA - Personal Name;
Dosen Pembimbing
Tengku Hartati - 197108122006042001 - Dosen Pembimbing I
Ramdiana - 197609162006042001 - Dosen Pembimbing II
Rida Safuan Selian - 197610072002121003 - Penguji
Nomor Pokok Mahasiswa
1806102030027
Fakultas & Prodi
Fakultas KIP / Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik (S1) / PDDIKTI : 88209
Subject
Kata Kunci
Penerbit
Banda Aceh : Fakultas FKIP., 2022
Bahasa
No Classification
-
Literature Searching Service
Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)
Didong merupakan salah satu wadah aspirasi rakyat bagi masyarakat Aceh Tengah. Namun begitu, didong tetap berusaha mempertahankan jati diri nya sebagai sebuah kesenian dengan cara tetap mengutamakan unsur keindahan syair yang memuat berbagai pendapat masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran seni didong dalam merealisasikan kebebasan berpendapat melalui syair-syairnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif untuk mengkaji dalam bentuk antropologi budaya. Data penelitian ini bersumber dari hasil wawancara dengan narasumber yang telah berpengalaman dalam kesenian didong. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data, hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut. Seni didong merupakan suatu bentuk kesenian tutur yang terdapat di daerah dengan mayoritas suku Gayo, salah satunya Aceh Tengah. Didong mendekati pengertian kata denang atau dendang. Arti dendang adalah nyanyian sambil menggerakkan tubuh bersama dengan bunyi-bunyian lainnya yang berfungsi untuk menghibur. Selain fungsi sebagai hiburan, didong juga memiliki fungsi dalam pemeliharaan norma adat, penyalur perbedaan sosial dan sebagai sarana kritik. Hal ini dapat dilihat dari bentuk pertunjukan maupun syair didong tersebut. Fungsi didong tidak terlepas dari makna-makna yang terkandung pada syairnya. Adapun makna tersebut dapat dilihat dari aspek berikut makna dalam bidang pendidikan, makna dalam bidang dakwah, makna dalam bidang aspirasi dan makna dalam bidang komunikasi. Berdasarkan fungsi dan makna nya maka peran seni didong dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu komunikator yang merupakan suatu peran didong sebagai pihak yang memulai komunikasi, fasilitator yaitu pelaksana pemberdayaan masyarakat dan mediator, yaitu pihak yang membantu penyelesaian sengketa. Simpulan penelitian ini adalah seni didong merupakan perpaduan seni musik, tari dan sastra yang mampu menjadi sarana dalam merealisasikan kebebasan berpendapat dikarenakan unsur sastra yang terdapat pada syairnya.
Didong is a forum for people's aspirations for the people of Central Aceh. However, Didong still tries to maintain his identity as an art by still prioritizing the element of beauty in poetry that contains various public opinions. This study aims to describe the role of didong art in realizing freedom of expression through its poems. The approach used in this study is a descriptive approach to study in the form of cultural anthropology. The data of this research is sourced from the results of interviews with resource persons who have experience in the art of didong. Data was collected by using observation, interview and documentation techniques. Data analysis was carried out with steps of data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions. Based on the results of data analysis, the results of this study can be stated as follows. Didong art is a form of speech art found in areas with a majority of the Gayo tribe, one of which is Central Aceh. Didong approached the meaning of the word denang or dendang. The meaning of dendang is singing while moving the body along with other sounds that serve to entertain. In addition to its function as entertainment, didong also has a function in maintaining customary norms, channeling social differences and as a means of criticism. This can be seen from the form of the show and the didong poetry. The function of didong is inseparable from the meanings contained in the poem. The meaning can be seen from the following aspects: meaning in the field of education, meaning in the field of da'wah, meaning in the field of aspirations and meaning in the field of communication. Based on its function and meaning, the role of didong art can be divided into three parts, namely the communicator which is a role of the didong as the party initiating communication, the facilitator, namely the implementer of community empowerment and the mediator, namely the party who assists in resolving disputes. The conclusion of this study is that the art of didong is a combination of music, dance and literature that is able to become a means of realizing freedom of opinion due to the literary elements contained in the poetry.
PERAN A.R MOESE DALAM PERKEMBANGAN KESENIAN DI KABUPATEN ACEH TENGAH (JONA ERWENTA, 2016)
EVALUSI KECEPATAN REAKSI TANGAN PADA SANGGAR SENI DIDONG SADESA DI ACEH TENGAH (Nopri Abadi Miko, 2018)
PERAN SENI DIDONG DALAM PENDIDIKAN POLITIK (TELAAH TERHADAP PESAN-PESAN DALAM SYAIR SENI DIDONG GAYO DI KAB ACEH TENGAH) (Iwan Fuger, 2020)
ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER DALAM SENI DIDONG GAYO DI KABUPATEN ACEH TENGAH (Rahmadani Fitri, 2020)
PEMBUATAN ANIMASI 3D SEJARAH SENI RNDIDONG GAYO (Win Bahgie B, 2023)