Electronic Theses and Dissertation

Merkuri merupakan logam berat yang memiliki tingkat toksisitas yang tinggi karena bersifat neurotoksin, baik untuk organisme ataupun manusia dan seringkali mencemari perairan. Kadar ion Hg dalam perairan biasanya dianalisis dengan metode inductive coupled plasma mass spectrometry (ICP-MS), atomic absorption spectrophotometry (AAS) dan spektrofotometer UV-Vis, namun, metode-metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, biaya mahal, dan pengoperasian alat yang rumit. Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain yang lebih murah dan mudah dalam menentukan konsentrasi Hg. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi ion merkuri dengan bantuan nanopartikel perak dari ekstrak daun kelor menggunakan metode sensor warna TCS3200 yang lebih mudah dalam pengoperasian alat dan ekonomis dari segi biaya. Partikel AgNPs yang terbentuk diketahui selektif dan spesifik terhadap ion Hg sehingga dapat dijadikan sebagai indikator pada alat sensor warna TCS3200 berbasis Arduino Uno untuk mendeteksi logam merkuri dengan akurasi (% recovery) berada pada rentang 89,67-114% dan mampu mendeteksi dengan konsentrasi terendah (LoD) hingga 0,071 ppm. Sampel yang digunakan adalah air sungai limbah pembuangan hasil pengolahan emas, dimana hasil pengukuran dengan sensor warna TCS3200 yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan metode standar spektrofotometer Ultra Violet Visible (UV-Vis) menggunakan uji-t dua arah. Konsentrasi Hg pada sampel dengan metode sensor warna TCS3200 yaitu 0,210, 0,138, dan 0,293 ppm sedangkan sedangkan menggunakan UV-Vis yaitu 0,204, 0,134, dan 0,284 ppm. Berdasarkan uji-t dua arah diketahui bahwa, sensor warna TCS3200 sama baiknya dengan pengukuran menggunakan UV-Vis.

Kata kunci: Nanopartikel Perak, Sensor warna TCS3200, Merkuri, Daun kelor, Arduino Uno

Mercury is a heavy metal that has a high level of toxicity because it is a neurotoxin, both for organisms and humans and often pollutes waters. The Hg ion levels in water are usually analyzed by inductive coupled plasma mass spectrometry (ICP-MS), atomic absorption spectrophotometry (AAS), and UV-Vis spectrophotometer methods, however, these methods require quite a long time, are expensive, and operate a tricky tool. So, we need another alternative that is cheaper and easier to determine the concentration of Hg. This study aims to detect mercury ions with the help of silver nanoparticles from Moringa Oleifera leaf extract using the TCS3200 color sensor method which is easier to operate and economical in terms of cost. The AgNPs formed is known to be selective and specific to Hg ions so that it can be used as an indicator on the Arduino Uno-based TCS3200 color sensor to detect mercury metal with an accuracy (% recovery) in the range of 89.67-114% and can detect with the lowest concentration (LoD ) to 0.071 ppm. The sample used was river water waste disposal resulting from gold processing, where the measurement results with the TCS3200 color sensor obtained were then compared with the standard Ultra Violet Visible (UV-Vis) spectrophotometer method using a two-way t-test. The concentration of Hg in the samples using the TCS3200 color sensor method was 0.210, 0.138, and 0.293 ppm while using UV-Vis was 0.204, 0.134, and 0.284 ppm. Based on the two-way t-test it is known that the TCS3200 color sensor is as good as measurements using UV-Vis. Keywords: Silver Nanoparticles, Color sensor TCS3200, Mercury, Moringa Oleifera leaf, Arduino Uno