Electronic Theses and Dissertation

Aceh adalah provinsi yang berada di Barat Pulau Sumatera dengan luas wilayah pesisir pantai 1.660 km yang sangat luas bila dibandingkan dengan daerah lainnya yang ada di Sumatera, dan salah satu wilayah perikanan terbesar yang berada di Aceh yaitu Sentra Nelayan Lhok Rukam Tapaktuan, Aceh Selatan. Berdasarkan survei awal, nelayan yang ada di Sentra Nelayan Lhok Rukam Tapaktuan mengatakan bahwa pengelolaan dan pendataan hasil tangkapan belum terdata secara baik, termasuk jenis-jenis ikan komersial penting ap asaja yang didapat. Alat tangkap yang digunakan nelayan di Sentra Nelayan Lhok Rukam adalah pukat cincin.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis-jenis ikan ekonomis penting dari HTU (hasil tangkapan utama) dan HTS (hasil tangkapan sampingan) pukat cincin dan mengetahui komposisi jenis-jenis ikan HTU dan HTS pukat cincin di Sentra Nelayan Lhok Rukam Tapaktuan, Aceh Selatan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey secara langsung yang meliputi data primer dan data sekunder dan wawancara nelayan secara langsung dengan jumlah responden sebanyak 5 orang nelayan. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai jual hasil tangkapan nelayan pukat cincin di Sentra Nelayan Lhok Rukam terdiri dari HTU dan HTS, hasil tangkapan utama yang memiliki nilai jual tertinggi yaitu kuwe rombeh (Alectis indica) sebesar Rp.60.000/kg dan hasil tangkapan sampingan yang memiliki nilai jual tertinggi yaitu kurisi (Nemipterus bipunctatus) sebesar Rp.45.000/kg dan selar kuning jantan (Selaroides leptolepis) sebesar Rp.45.000/kg. Sedangkan komposisi hasil tangkapan utama (HTU) nelayan terbanyak meliputi kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) yaitu sebesar 75 kg dengan persentase 43,35%, dan komposisi hasil tangkapan sampingan (HTS) nelayan terbanyak meliputi selar kuning (Selaroides leptolepis) yaitu sebesar 500 kg dengan persentase 61,80%.
Kata kunci : Ekonomis, Pukat cincin, Aceh Selatan

Aceh is a province located in the west of Sumatra Island with a coastal area of 1,660 km which is very wide when compared to other areas in Sumatra, and one of the largest fishing areas in Aceh, was the Lhok Rukam Tapaktuan Fishing Base, South Aceh. Based on the initial survey, fishermen at the Lhok Rukam Tapaktuan Fishing Base said that catch management and data collection had not been properly recorded, including what types of commercially important fish were caught. The fishing gear used by fishermen at the Lhok Rukam Fisheries Base is purse seines. The aims of this study were to determine the economically important fish species from HTU (main catch) and HTS (bycatch) purse seines and to determine the composition of HTU and bycatch fish species at the Lhok Rukam Tapaktuan Fishing Center, South Aceh. The method used in this research is a direct survey method which includes primary data and secondary data and direct interviews with fishermen with a total of 5 fishermen as respondents. The analysis used is descriptive analysis. The results showed that the selling value of the catches of the purse seine fishermen at the Lhok Rukam Fishing Center consisted of HTU and bycatch, the main catch which had the highest selling value, namely kuwe rombeh (Alectis indica) of IDR 60,000/kg and by- catch which had the highest selling value, namely kurisi (Nemipterus bipunctatus) of Rp.45,000/kg and male yellow trellis (Selaroides leptolepis) of Rp.45,000/kg. While the composition of the main catch (HTU) of fishermen mostly includes male kembung (Rastrelliger kanagurta) which is equal to 75 kg with a percentage of 43.35%, and the most composition of by-catch (HTS) of fishermen includes yellow selar (Selaroides leptolepis) which is equal to 500 kg with percentage 61.80%. Keywords: Economis, Purse seine, South Aceh