UJI KETAHANAN VARIETAS NILAM ACEH (POGOSTEMON CABLIN BENTH) ASAL KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA TERHADAP PENYAKIT BUDOK (SYNCHYTRIUM POGOSTEMONIS) | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    THESES

UJI KETAHANAN VARIETAS NILAM ACEH (POGOSTEMON CABLIN BENTH) ASAL KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA TERHADAP PENYAKIT BUDOK (SYNCHYTRIUM POGOSTEMONIS)


Pengarang

Lamhot Edy Pakpahan - Personal Name;

Dosen Pembimbing

Rina Sriwati - 197003061994032001 - Dosen Pembimbing I
Zaitun - 197209132006042001 - Dosen Pembimbing II



Nomor Pokok Mahasiswa

1905201010009

Fakultas & Prodi

Fakultas Pertanian / Agroekoteknologi (S2) / PDDIKTI : 54111

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Program Studi Magister Agroteknologi., 2023

Bahasa

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Penelitian ini dilakukan di lahan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh, di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala dan Laboratorium UPTD Balai Pengujian Standar Mutu Barang, Banda Aceh dari bulan Mei 2020 hingga bulan Oktober 2021. Penelitian ini terdiri dari dua tahapan. Tahap pertama melakukan deskriptif yang melibatkan instrumen observasi, untuk mengumpulkan informasi mengenai pertumbuhan, mutu hasil dan ketahanan nilam terhadap penyakit budok. Dari setiap wilayah pengamatan nantinya akan diambil tiga sampel tanaman yang dianggap paling baik, sehingga diperoleh sembilan sampel tanaman nilam. Tahap kedua, maka ke 9 sampel diuji ketahanannya terhadap penyakit budok dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap non faktorial sebanyak 3 ulangan sehingga diperoleh 27 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara keseluruhan nilam Aceh Varietas Sidikalang, Lhokseumawe dan Tapaktuan dapat dibedakan dari morfologi warna batang, cabang dan daun. Karakteristik antara tanaman nilam sehat dan sakit dapat dibedakan bedasarkan perubahan warna pada morfologi (batang, cabang, dan daun). Nilam Varietas Sidikalang menunjukkan respon ketahanan terhadap penyakit budok dibandingkan dengan varietas Lhokseumawe dan Tapaktuan berdasarkan hasil uji peroksidase, masa inkubasi dan intensitas penyakit budok. Nilam varietas Sidikalang dapat meningkatkan pertumbuhan (laju pertumbuhan tinggi tanaman,bobot basah dan bobot kering) dan hasil tanaman nilam (Rendemen minyak dan nilai PA) lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Lhokseumawe dan Tapaktuan.

This research was conducted on the land of the Aceh Agricultural Technology Assessment Center (BPTP), at the Plant Disease Laboratory, Plant Protection Study Program, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University and UPTD Laboratory, Goods Quality Standards Testing Center, Banda Aceh from May 2020 to October 2021. This research consists of two stages. The first stage is descriptive, which involves observation instruments, to collect information regarding growth, quality of results and resistance of patchouli to budok disease. From each observation area three samples of plants that are considered the best will be taken, resulting in nine samples of patchouli plants. In the second stage, the 9 samples were tested for resistance to budok disease using a non-factorial completely randomized design with 3 replications to obtain 27 experimental units. The results of the research show that overall the Sidikalang, Lhokseumawe and Tapaktuan varieties of Aceh patchouli can be differentiated from the morphology of stem, branch and leaf color. The characteristics of healthy and sick patchouli plants can be differentiated based on color changes in morphology (stems, branches and leaves). The Sidikalang patchouli variety showed a resistance response to budok disease compared to the Lhokseumawe and Tapaktuan varieties based on the results of peroxidase tests, incubation period and intensity of budok disease. The Sidikalang patchouli variety can increase growth (plant height growth rate, wet weight and dry weight) and patchouli plant yields (oil yield and PA value) are higher compared to the Lhokseumawe and Tapaktuan varieties.

Citation



    SERVICES DESK