Electronic Theses and Dissertation

Kejadian luka bakar merupakan insiden yang sering terjadi di masyarakat akibat kecelakaan kerja, kecelakaan rumah tangga, maupun proses alami. Prognosis penyembuhannya sangat tergantung penanganannya. Salah satunya terapi tradisional yang digunakan adalah minyak pala (Myristica fragrans). Penelitian ini bertujuan menganalisis kandungan fitokimia minyak atsiri pala dan membuktikan efek krim biji pala 3% terhadap penyembuhan luka bakar. Penelitian menggunakan 16 ekor tikus yang diinduksi luka bakar grade II melalui penempelan besi bundar panas (100oC) pada punggung tikus selama 5 detik. Krim pala dioleskan sesuai kelompok perlakukan dua kali sehari selama 18 hari. Diameter luka diukur dengan metode Morton (dalam cm) pada hari ke 0, 3 dan 18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri pala mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan terpenoid. Diameter yang terbentuk pada hari ke-0 rata-rata sebesar 1,4 cm pada semua kelompok uji. Diameter luka pada hari ke-3 meningkat secara signifikan dan terus mengecil hingga hari ke 18. Diameter luka bakar terkecil dijumpai pada kelompok tikus yang dioleskan krim biji pala 3% (0,86±0,37 cm), diikuti kelompok yang dioleskan silver sulfadiazine (0,93±0,29 cm). Persentase penyembuhan luka bakar terbesar dijumpai pada kelompok luka bakar yang diberikan silver sulfadiazine (56,08±14,05%) yang berbeda signifikan dibanding kelompok tikus yang hanya diberikan basis krim (p

Burn injuries frequently occur in society, stemming from workplace accidents, household mishaps, and natural processes. Untreated, burn injuries can lead to a dismal prognosis. Various therapies have been used to burn injury. One of them is nutmeg (Myristica fragrans). This study aims to elucidate the nutmeg’s phytochemical constituents and analyze the influence of nutmeg application on burn injuries. 16 Wistar rat were induced to grade II burn injury through applying a hot circular iron (100oC) to the rats for 5 seconds. The nutmeg cream was applied according to the treatment group twice a day for 18 days. The wound diameter was measured using the Morton method (in cm) on days 0, 3, and 18. The findings indicate that nutmeg facilitates wound healing through the influence of phytochemicals including flavonoids, terpenoids, and saponins. On day 0, the average wound diameters were 1.4 cm in all groups. By day 3th, a significant increase in wound diameter in all groups. The wound diameter continued to decrease until day 18th. The smallest burn wound diameter was observed in the group of rats applied with 3% nutmeg cream (0,86±0,37 cm), followed by the group treated with silver sulfadiazine (0,93±0,29 cm). The group administered silver sulfadiazine exhibited the highest percentage of burn wound healing (56,80±14.05%), which was significantly different from the group that applied by cream base (p