Electronic Theses and Dissertation

Fusobacterium nucleatum merupakan salah satu bakteri patogen yang umumnya ditemukan pada plak gigi manusia, yang dapat dikaitkan dengan terjadinya pernyakit periodontal seperti gingivitis dan periodontitis. Salah satu cara untuk mengontrol penyakit periodontal yaitu dengan memberikan bahan yang bersifat antibakteri. Esktrak pucuk merah memiliki kandungan flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, steroid, serta terdapat aktivitas antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol pucuk merah (Syzygium myrtifolium) pada bakteri Fusobacterium nucleatum. Metode yang digunakan adalah metode dilusi, dengan mengukur Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). Pada penelitian ini kelompok perlakuan terdiri dari ekstrak pucuk merah (Syzygium myrtifolium) dengan konsentrasi 1,25%, 2,5%, 5%, 10%, 20%, larutan Chlorhexidine 0,2% sebagai kontrol positif, dan aquades sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian didapatkan bahwa KHM pada konsentrasi ekstrak 10%, sedangkan KBM pada konsentrasi ekstrak 20%. Hasil penelitian kemudian dilakukan uji data statistik dengan uji Kruskal-Wallis yang menunjukkan (p=0,000;p

Fusobacterium nucleatum is one of the pathogenic bacteria commonly found in human dental plaque, which can be associated with the occurrence of periodontal diseases such as gingivitis and periodontitis. One way to control periodontal disease is to provide antibacterial ingredients. Pucuk merah extract contains flavonoids, alkaloids, saponins, tannins, steroids, and antibacterial activity. The purpose of this study is to determine the antibacterial activity of pucuk merah ethanol extract (Syzygium myrtifolium) on Fusobacterium nucleatum bacteria. The method used is the dilution method, by measuring the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC). In this study, the experimental group consisted of pucuk merah extract (Syzygium myrtifolium) with concentrations of 1,25%, 2,5%, 5%, 10%, 20%, Chlorhexidine 0,2% as positive control, and distilled water as negative control. The result showed that MIC at extract concentration of 10%, while MBC at extract concentration of 20%. The result of the study were then tested statistically with the Kruskal-Wallis test which showed (p=0.000;p