PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN KAPUR TERHADAP PERILAKU PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG MONTASIK | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN KAPUR TERHADAP PERILAKU PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG MONTASIK


Pengarang

Fauzana Rusmar - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

0404101010093

Fakultas & Prodi

Fakultas Teknik / Teknik Sipil (S1) / PDDIKTI : 22201

Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Teknik., 2010

Bahasa

Indonesia

No Classification

624.151

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan abu ampas tebu dan kapur terhadap sifat pengembangan tanah lempung yang berasal dari Desa Cot Seunong Kecamatan Montasik. Kabupaten Aceh Besar. Tanah tersebut menurut klasifikasi AASHTO tergolong jenis tanab berlempung dengan simbol kelompok A-
7-6 (66). Menurut USCS tanah ini tennasuk golongan tanah lempung dengan indeks
plastisitas tinggi (57,94%) dan diberi simbol CH (clay high). Pada penelitian ini digunakan campuran abu ampas tebu dan kapur sebagai bahan stabilisasi. Abu ampas tebu digunakan karena abu ampas tebu memiliki kandungan kimia yang cocok untuk menjadi bahan stabilisasi dan ekonomis, tetapi karena jumlah Si0 dalam abu ampas tebu sangat kecil maka diperlukan tambahan bahan lain, dalam hal ini kapur. Ampas tebu yang digunakan berasal dari para penjual tebu di sekitar Kota Banda Aceh, yang kemudian dibakar hingga menjadi abu, dan kapur berasal dari toko bangunan di sekitar Kota Banda Aceh. Hatmoko (2001) clalam penelitiannya menggunakan persentase abu ampas tebu sebanyak 10%, 12,5% dan 15%. Munirwansyah (2004: 19) mengemukakan bahwa penambahan kapur dan semen akan sangat berpengaruh terhadap kestabilan tanab pada kadar persentase 3% sampai dengan 15%. Penambahan abu ampas tebu dan kapur dilakukan clengan variasi 10% dan 15% untuk abu ampas tebu, serta 3% dan 5% untuk kapur yang didasarkan pada berat kering tanah. Pengujian Swelling Pressure clan Free Swelling dilakukan dengan menggunakan alat uji Swelling. Benda uji dibuat pada kondisi kadar air optimum (OMC) yang didapat dari pengujian pemadatan clengan jumlah benda uji 30 buah. Berdasarkan hasil perhitungan persentase penurunan nilai free swelling paling rendah terjadi pada variasi campuran 10% abu ampas tebu dan 3% kapur yaitu sebesar 29,4%, dan persentase penurunan nilai free swelling paling tinggi terjadi pada variasi
campuran 15% abu ampas tebu dan 5% kapur yaitu sebesar 51,7%. Dernikian halnya dengan swelling pressure juga mengalami penurunan, paling rendah terjadi pada variasi campuran 10% abu ampas tebu dan 3% kapur yaitu sebesar 5,462%, dan persentase penurunan swelling pressure paling tinggi terjadi pada variasi campuran
15% abu ampas tebu dan 5% kapur yaitu sebesar 38,423%. Penurunan nilai free
swelling dan swelling pressure terjadi karena adanya komposisi kimia yang
dikandung oleh abu ampas tebu dan kapur yang menyebabkan adanya reaksi pengikatan antara butir-butir tanah, abu ampas tebu dan kapur.















Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK