ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP MOCKTAIL KECOMBRANG (ETLINGERA ELATIOR) | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP MOCKTAIL KECOMBRANG (ETLINGERA ELATIOR)


Pengarang

Cut Dara Fania - Personal Name;

Dosen Pembimbing

Zuraini M - 196208221986082001 - Dosen Pembimbing I
Indani - 196110181987022001 - Dosen Pembimbing II
Laili Suhairi - 197010081999032002 - Penguji
Yuli Heirina Hamid - 197307121997032001 - Penguji



Nomor Pokok Mahasiswa

2006104010001

Fakultas & Prodi

Fakultas KIP / Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (S1) / PDDIKTI : 83206

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Fakultas FKIP.,

Bahasa

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Provinsi Aceh daerah yang banyak ditumbuhi tanaman kecombrang atau dalam bahasa
Aceh (Bungoeng kala). Didaerah Aceh sama halnya dengan masyarakat lainnya
Bungoeng kala biasa dijadikan sebagai penambah rasa dan pewangi makanan atau
penambah aroma pada setiap makanan khas yang menggunakan bunga kecombrang.
Selain sebagai bumbu masak, ternyata kandungan gizi atau nutrisi pada bunga
kecombrang relatif banyak diantaranya: Air, Fosfor, Kalium, Protein, Kalsium, Lemak,
Seng dan juga Zat Besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik
organoleptik, resep standar, dan preferensi konsumen terhadap mocktail kecombrang.
Metode ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang dikombinasikan dengan teknik
eksperimen. Studi ini dilakukan pada dua perlakuan, masing-masing dengan tiga kali
pengulangan. Uji pengamatan (Sensory Evaluation) dan uji preferensi (Preference Test)
dilakukan oleh empat narasumber, dosen PKK FKIP USK, dan 30 panelis konsumen,
mahasiswa FKIP USK. Data dianalisis menggunakan LSD (Least Significant Different)
dengan taraf signifikan 0,05. Berdasarkan hasil analisis data oleh narasumber perlakuan
ke II (50%) mendapat nilai tertinggi yaitu 4,64. Resep standar mocktail kecombrang
adalah mocktail kecombrang perlakuan ke II (50%) yaitu 100 gr kecombrang, 100 gr soda,
20 gr mangga manis. Dari hasil uji kesukaan oleh panelis konsumen menyukai perlakuan
ke II (50%) baik dari segi warna, aroma, tekstur dan rasa dengan nilai rata-rata warna 4,5,
aroma 4,5, tekstur 4,3, dan rasa 4,6. Kesimpulan penelitian ini yaitu mengetahui uji
organoleptik, standarisasi resep, dan preferensi konsumen terhadap mocktail kecombrang.
Dengan demikian hipotesis alternatif diterima (Ha).

Aceh Province is an area where kecombrang plants, known locally as Bungoeng kala, grow abundantly. In Aceh, as in other regions, Bungoeng kala is commonly used as a flavor enhancer and fragrance in traditional dishes. Besides its culinary use, kecombrang flowers are nutritionally rich, containing water, phosphorus, potassium, protein, calcium, fat, zinc, and iron. This study aims to determine the influence of organoleptic characteristics, standard recipes, and consumer preferences on kecombrang mocktails. The research employs a quantitative approach combined with experimental techniques. The study was conducted with two treatments, each repeated three times. Sensory evaluation and preference tests were conducted by four experts, PKK FKIP USK lecturers, and 30 consumer panelists, students of FKIP USK. Data were analyzed using LSD (Least Significant Difference) at a significance level of 0.05. Based on the data analysis, the second treatment (50%) received the highest score of 4.64. The standard recipe for kecombrang mocktail is the second treatment (50%), which consists of 100 grams of kecombrang, 100 grams of soda, and 20 grams of sweet mango. The consumer panelists favored the second treatment (50%) in terms of color, aroma, texture, and taste, with average scores of 4.5 for color, 4.5 for aroma, 4.3 for texture, and 4.6 for taste. The study concludes that organoleptic testing, recipe standardization, and consumer preferences for kecombrang mocktails were successfully determined. Thus, the alternative hypothesis (Ha) is accepted.

Citation



    SERVICES DESK