Electronic Theses and Dissertation

Pakan merupakan salah satu aspek utama menentukan keberhasilan usaha ternak. Ketika menjalankan usaha peternakan, pakan merupakan hal yang paling penting dan harus diutamakan. Pada dasarnya 70% biaya anggaran pakan dihasilkan dari biaya produksi. Ketersediaan bahan pakan juga menjadi permasalahan bagi peternak. Hal ini disebabkan karena menyusutnya lahan pakan ternak yang banyak beralih fungsi menjadi pemukiman. Untuk itu, perlu adanya pemanfaatan sumber daya baru yang memiliki potensi dalam merubah pakan komersil menjadi pakan ternak alternatif serta mempunyai harga jual yang tinggi. Alternatif yang bisa dilakukan yakni memanfaatkan limbah pertanian atau perkebunan seperti tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus). Selama ini metode pegukuran yang sering digunakan adalah analisa dengan menggunakan berbagai bahan kimia (wet analysis) seperti analisa proximat atau kecernaan bahan kering serta organik yang memakai teknik two-stage analysis. Metode konvensional ini memerlukan waktu yang lama, biaya yang tinggi, menggunakan bahan yang bahaya untuk lingkungan berupa bahan-bahan kimia. Oleh karena itu, perlunya teknik alternatif yang dapat menganalisis bahan pakan secara lebih cepat dan efektif. Salah satu teknik alternatif yang dapat diaplikasikan dalam evaluasi bahan pakan salah satunya adalah metode Near Infrared Reflectance Spectrosopy (NIRS) atau disebut juga metode pantulan inframerah.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darusalam, Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan 30 sampel limbah serai wangi kemudian dilakukan analisis in vitro dilaboratorium untuk menentukan kadar KcBK, KcBO dan pH. Sampel kemudian dilakukan akuisisi spektrum dengan Instrumen Thermo Nicolet Antaris 11. Model kalibrasi NIRS dibangun menggunakan metode principal component regression (PCR). Pada spektrum mentah dan spektrum yang telah dikoreksi menggunakan metode pretratment multiplicative scatter correction (MSC) dan DeTrending (DT). Peforma model dari masing-masing kalibrasi diamati melalui parameter statistik berupa : koefisien korelasi (r), koefisien determinasi (R2), root mean square error (RMSE), residual predictive deviation index (RPD) dan jumlah latent variable (LV).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode NIRS dalam mengenalisis kecernaan in vitro limbah serai wangi fermentasi tergolong dapat memprediksi nilai parameter KcBK, KcBO dan pH. Kalibrasi NIRS menggunakan metode PCR menghasilkan model prediksi kasar yang dapat digunakan untuk fungsi kategori atau klarifikasi antara rendah, sedang dan tinggi dari parameter kecernaan.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk menggunakan Teknik kalibrasi lain untuk membuat model prediksi, seperti metode regresi non-linier Support Vector Machine regression (SVMR) sebagai konsekuensi dari temuan penelitian. Hal ini akan meningkatkan nilai akurasi dan reliabilitas model, lebih banyak sampel juga sangat disarankan untuk meningkatkan akurasi prediksi.

Feed is one of the main aspects determining the success of a livestock business. When running a livestock business, feed is the most important thing and must be prioritized. Basically 70% of feed budget costs are generated from production costs. Availability of feed ingredients is also a problem for farmers. This is due to the shrinking of livestock feed land, many of which have been converted into residential areas. For this reason, it is necessary to utilize new resources that have the potential to convert commercial feed into alternative animal feed and have a high selling price. An alternative that can be done is to use agricultural or plantation waste such as citronella plants (Cymbopogon nardus). So far, the measurement method that is often used is analysis using various chemicals (wet analysis) such as proximate analysis or dry matter and organic digestibility using a two-stage analysis technique. This conventional method requires a long time, high costs, uses materials that are dangerous to the environment in the form of chemicals. Therefore, there is a need for alternative techniques that can analyze feed ingredients more quickly and effectively. One alternative technique that can be applied in evaluating feed ingredients is the Near Infrared Reflectance Spectroscopy (NIRS) method or also called the infrared reflection method. This research was conducted in the Nutrition Science and Feed Technology laboratory, Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University, Darusalam, Banda Aceh. This research used 30 samples of citronella waste and then carried out in vitro analysis in the laboratory to determine the levels of KcBK, KcBO and pH. The samples were then subjected to spectrum acquisition with the Thermo Nicolet Antaris 11 Instrument. The NIRS calibration model was built using the principal component regression (PCR) method. The raw spectrum and the corrected spectrum use the pretreatment multiplicative scatter correction (MSC) and DeTrending (DT) methods. The model performance of each calibration is observed through statistical parameters in the form of: correlation coefficient (r), coefficient of determination (R2), root mean square error (RMSE), residual predictive deviation index (RPD) and number of latent variables (LV). The results of the research show that the NIRS method for identifying in vitro digestibility of fermented citronella waste can predict the parameter values of KcBK, KcBO and pH. NIRS calibration using the PCR method produces a rough prediction model that can be used for categorical functions or clarification between low, medium and high levels of digestibility parameters. Based on the research results, it is recommended to use other calibration techniques to create prediction models, such as the non-linear Support Vector Machine Regression (SVMR) regression method as a consequence of the research findings. This will increase the accuracy and reliability of the model, more samples are also highly recommended to increase prediction accuracy.