Electronic Theses and Dissertation

Pemberian suplemen makanan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan, khususnya pada anak usia dini. Permintaan tinggi akan zat gizi dari usia balita dapat dipenuhi dengan peningkatan asupan suplemen makanan dari buah. Buah nanas sangat popular dan banyak dibudidayakan di Indonesia. Namun bagian bonggol nanas masih belum banyak dimanfaatkan dan sering dijadikan limbah, ternyata memiliki kandungan enzim bromelin yang berperan dalam penyerapan makanan sehingga dapat mencegah naiknya angka stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat kesukaan terhadap pengembangan suplemen makanan dari ekstrak bonggol nanas oleh ibu balita stunting dengan konsentrasi 75% dan 90%, untuk parameternya dilakukan penilaian aspek visual, aroma, dan tekstur. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium diawali dengan pembuatan suplemen, uji toksisitas, uji stabilitas dan uji organoleptik. Subjek penelitian ini adalah ibu balita stunting sebanyak 52 orang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil uji toksisitas ekstrak bonggol nanas didapatkan nilai LC50 sebesar 1221 ppm termasuk pada kategori tidak toksik atau toksik ringan. Hasil uji stabilitas menunjukkan suplemen konsentrasi 90% memiliki umur simpan lebih lama dibandingkan konsentrasi 75%. Hasil uji organoleptik dengan Independent T-Test menunjukkan bahwa suplemen dengan konsentrasi 75% dan 90% tidak terdapat perbedaan yang sigifikan (p > 0,05) untuk semua parameter uji organoleptik. Kesimpulannya kedua suplemen makanan dari ekstrak bonggol nanas dapat diterima oleh ibu balita stunting dari aspek visual, aroma, dan tekstur.

Kata Kunci: Suplemen makanan, bonggol nanas, stunting, uji organoleptik.

Providing food supplements can increase growth and development, especially in early childhood. The high demand for nutrients from under five years of age can be met by increasing the intake of food supplements from fruit. Pineapples are very popular and widely cultivated in Indonesia. However, the tuber part of the pineapple is still not widely used and is often used as waste. It turns out that it contains the enzyme bromelain which plays a role in food absorption so it can prevent the increase in stunting rates. This study aims to determine the comparison of the level of preference for the development of food supplements from pineapple tuber extract by mothers of stunting toddlers with concentrations of 75% and 90%, for the parameters an assessment of visual, aroma and texture aspects was carried out. This type of research is laboratory experimental, starting with making supplements, toxicity tests, stability tests and organoleptic tests. The subjects of this research were 52 stunted mothers of toddlers according to the inclusion and exclusion criteria. The results of the toxicity test for pineapple tuber extract showed an LC50 value of 1221 ppm, which was included in the non-toxic or mildly toxic category. Stability test results show that the 90% concentration supplement has a longer shelf life than the 75% concentration. The results of organoleptic tests using the Independent T-Test showed that there were no significant differences in supplements with concentrations of 75% and 90% (p > 0.05) for all organoleptic test parameters. In conclusion, both food supplements from pineapple tuber extract can be accepted by mothers of stunted toddlers from the visual aspects, aroma and texture. Keywords: Food supplements, pineapple core, stunting, organoleptic test