UJI KINERJA ALAT PENGERING TIPE TUNNEL UNTUK PENGERINGAN CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUM L) DENGAN SUMBER ENERGI PANAS BIOMASSA ARANG | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

UJI KINERJA ALAT PENGERING TIPE TUNNEL UNTUK PENGERINGAN CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUM L) DENGAN SUMBER ENERGI PANAS BIOMASSA ARANG


Pengarang

Eka Yanti - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

0005106011813

Fakultas & Prodi

Fakultas Pertanian / Teknik Pertanian (S1) / PDDIKTI : 41201

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Pertanian., 2009

Bahasa

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

RINGKASAN Cabai merah (Capsicum annuum L) termasuk tanaman semusim, berbentuk perdu atau setengah perdu, mempunyai sistem perakaran agak menyebar, batang utama tumbuh tegak dan pangkalnya berkayu. Bentuk bunga cabai merah umumnya tunggal, yang keluar dari ketiak-ketiak daun. Daun bunga berwarna putih atau ungu dan mempunyai lima benang sari serta satu buah putik. Struktur buah cabai merah terdiriatas kulit, daging buah dan didalamnya terdapat sebuah plasenta (tempal biji menempel secara tersusun). Buah cabai merah ini sendiri banyak mengandung karotein, vitamin Adan vitamin C (Yani, 1997). Pengeringan cabai merah dilakukan sebagai alternatif untuk menanggulangi produksi cabai yang berlebihan, terutama pada saat panen raya. Dengan pengeringan, cabai merah dapat disimpan lebih lama sehingga penjualannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Selain dijual dalam bentuk kering, cabai kering ini juga dapat diolah menjadi bubuk yang banyak digunakan dalam masakan instan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja alat pengering tipe tunnel untuk pengeringan cabai merah (Capsicum annuum L) dan tingkat efektifitas sumber energi panas biomassa arang. Alat pengering ini diuji dengan memakai dua jenis bahan bakar yaitu arang batok dan arang kayu. Pada setiap perlakuan bahan bakar masing-masing dilakukan tiga kali proses pengulangan. Dengan pengukuran temperatur disebar pada tiap-tiap titik pada ruang plenum, ruang pengering dan pengukuran pada suhu udara luar, dengan menggunakan termometer bola basah dan bola kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu udara dalam ruang pengering dari masing-masing bahan bakararang kayu dan arang batok pada saat proses pengeringan sama-sama meningkat. Dimana suhu yang diperoleh berkisar antara 30C -50C untuk arang batok, dan untuk arang kayu berkisar antara 30C 45C.Pada arang batok diperoleh kadar air akhir sebesar 11,36% dengan waktu pengeringan 9 jam sedangkan arang kayu sebesar 11,64% dengan waktu pengeringan I0 jam. Pada pengoperasian alat pengering ini didapat hasil RH (kelembaban relatif) yang berkisar antara 70% sampai deangan 80% pada kisaran suhu 30'C sampai dengan 50C. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahan bakar arang batok mampu menekan penurunan kadar air lebih cepat I jam dari bahan bakar arang kayu.

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK