KONTRIBUSI GETAH PINUS TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN KUTAPANJANG KABUPATEN GAYO LUES | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

KONTRIBUSI GETAH PINUS TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN KUTAPANJANG KABUPATEN GAYO LUES


Pengarang

SUMARNI - Personal Name;

Dosen Pembimbing

Ashabul Anhar - 196606291990031002 - Dosen Pembimbing I



Nomor Pokok Mahasiswa

1805150020015

Fakultas & Prodi

Fakultas Pertanian / Kehutanan (Gayo Lues) (S1) / PDDIKTI : 54254

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Pertanian - Kehutanan., 2024

Bahasa

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Pinus merupakan salah satu jenis kayu yang khas pada daerah tropis dan dianggap bernilai komersial untuk dipasarkan. Pohon pinus dapat dimanfaatkan kayunya, selain itu dapat juga menghasilkan getah yang juga bisa dimanfaatkan dan bernilai jual. Getah yang dihasilkan berupa jenis oleoresin yang merupakan cairan asam resin. Getah pinus diolah menghasilkan gondorukem, gliserol, rosin ester, alphapinene, bethapinene, limonene, cineol, dan alphaterpineol yang merupakan bahan baku industri batik, kosmetik, farmasi, parfum, industri makanan dan minuman, perekat, kertas, cat, dan tinta. Hutan pinus mempunyai potensi yang cukup besar dalam menunjang pembangunan karena kemampuannya yang majemuk sebagai sumberdaya yang menguntungkan. Getah yang dihasilkan oleh Pinus merkusii digolongkan sebagai oleoresin yang merupakan cairan asam-asam resin dalam terpentin yang menetes keluar apabila saluran resin pada kayu tersebut tersayat. Penelitian ini sudah dilaksanakan di Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues, yang berlangsung pada bulan November- Desember 2023. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kontribusi pinus (Pinus merkusii) terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues. Responden dalam pengumpulan data penelitian ini terdiri dari 48 orang penyadap getah pinus dengan observasi dan wawancara langsung menggunakan kuesioner secara menyeluruh. Metode analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini mencakup analisis kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rata-rata penerimaan responden dari penyadapan getah pinus di Desa Ulen tanoh adalah sebesar Rp.92.400.000/tahun dengan jumlah biaya penyadapan yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 6.760.000/tahun sehingga memperoleh keuntungan sebesar Rp. 85.480.000/tahun yang mampu mendapatkan pendapatan masyarakat. Rata-rata penerimaan penyadapan getah pinus di Desa Ulen tanoh adalah sebesar 81.576.000/tahun dengan jumlah biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 7.720.000/tahun sehingga memperoleh keuntungan sevesar Rp.73.856.000/tahun. Sedangkan rata-rata penerimaan getah pinus di Desa rema Tue sebesar Rp. 79.200.000/tahun dengan jumlah biaya yang dikeluarkan adalah sebesar 6.760.000/tahun sehingga memperoleh keuntungan sebesar Rp. 72.440.000/tahun. Kontribusi penyadapan getah pinus di Kecamatan kuta Panjang di desa Ulen Tanoh sebesar 79,67%, Desa Ulen tanoh sebesar 79,025 dan Desa Rema tue memberikan kontribusi sebesar 79,56%.

Pine is a type of wood that is typical of tropical areas and is considered commercially valuable for marketing. Pine trees can be used for their wood, apart from that they can also produce sap which can also be used and has value for sale. The sap produced is a type of oleoresin which is a resinous acid liquid. Pine sap is processed to produce gondorukem, glycerol, rosin ester, alphapinene, bethapinene, limonene, cineol, and alphaterpineol which are raw materials for the batik, cosmetics, pharmaceutical, perfume, food and beverage, adhesive, paper, paint and ink industries. Pine forests have considerable potential to support development because of their multiple capabilities as a profitable resource. The sap produced by Pinus merkusii is classified as oleoresin, which is a liquid resinous acid in turpentine that drips out when the resin channels in the wood are cut. This research was carried out in Kutapanjang District, Gayo Lues Regency, which took place in November-December 2023. With the aim of knowing the influence of the contribution of pine (Pinus merkusii) to community income in Kutapanjang District, Gayo Lues Regency. Respondents in this research data collection consisted of 48 pine sap tappers through direct observation and interviews using a comprehensive questionnaire. The data analysis method applied in this research includes descriptive quantitative analysis. The results of the research show that the average income of respondents from tapping pine sap in Ulen Tanoh Village is IDR 92,400,000/year with the total tapping costs incurred being IDR. 6,760,000/year so that you get a profit of Rp. 85,480,000/year which is able to obtain community income. The average revenue from pine sap tapping in Ulen Tanoh Village is 81,576,000/year with total costs incurred of Rp. 7,720,000/year so that you get a profit of Rp. 73,856,000/year. Meanwhile, the average receipt of pine resin in Rema Tue Village is IDR. 79,200,000/year with total costs incurred amounting to 6,760,000/year resulting in a profit of Rp. 72,440,000/year. The contribution of pine sap tapping in Kuta Panjang District in Ulen Tanoh village was 79.67%, Ulen Tanoh Village was 79.025 and Rema Tue Village contributed 79.56%.

Citation



    SERVICES DESK