Electronic Theses and Dissertation

Arah kiblat merupakan arah dimana umat Muslim di seluruh penjuru dunia menengadah dan menghadapkan wajahnya kepada Tuhan selayaknya sebagai seorang hamba yang taat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hasil perbandingan arah kiblat masjid di Kabupaten Pidie Jaya dengan menggunakan ilmu ukur segitiga dan aplikasi kompas. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur langsung arah kiblat masjid yang sudah ada dengan menggunakan aplikasi kompas dan menghitung arah kiblat masjid dengan menggunakan ilmu ukur segitiga bola. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan dari hasil perbandingan arah kiblat masjid di Kabupaten Pidie Jaya, terdapat empat masjid yang menghasilkan error melebihi dari 10 ̊, yaitu Masjid Baitul Abrar Nyong dengan error 13,77836. ̊, Masjid Babul Iman dengan error 11,76182. ̊, Masjid Babussalam Seunong dengan error 16,76954 ̊, dan Masjid Tgk. Di Pucok Krueng Lama dengan error 12,78558 ̊. Selain dari keempat masjid tersebut, semuanya menghasilkan error pengukuran kurang dari 10. ̊. Di mana error pengukuran kurang dari 10 ̊ masih berada di bawah batas toleransi error yang ditetapkan dalam penelitian ini. Hasil lainnya menunjukkan bahwa error maksimum terdapat di Kecamatan Meureudu dengan rata-rata error sebesar 5,827. ̊, dan error minimum terdapat di Kecamatan Panteraja dengan rata-rata error sebesar sebesar 3.191 ̊.

The Qibla direction is the direction in which Muslims all over the world turn and face God, as devout servants in prayer. The aim of this study is to analyze the comparison of the Qibla direction of mosques in Pidie Jaya Regency using trigonometry and a compass application. Data collection was carried out by directly measuring the Qibla direction of existing mosques using a compass application and by calculating the Qibla direction using spherical trigonometry. The results of this study show that overall, from the comparison of the Qibla direction of mosques in Pidie Jaya Regency, there are four mosques that have errors exceeding 10°, namely Baitul Abrar Nyong Mosque with an error of 13.77836°, Babul Iman Mosque with an error of 11.76182°, Babussalam Seunong Mosque with an error of 16.76954°, and Tgk. Di Pucok Krueng Lama Mosque with an error of 12.78558°. Apart from these four mosques, all other mosques had measurement errors of less than 10°. Measurement errors of less than 10° are still within the tolerance limits set in this study. Another result shows that the maximum error was found in Meureudu District with an average error of 5.827°, while the minimum error was found in Panteraja District with an average error of 3.191°.