KAJIAN MITIGASI BENCANA BANJIR KECAMATAN LHOKSUKON KABUPATEN ACEH UTARA | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

KAJIAN MITIGASI BENCANA BANJIR KECAMATAN LHOKSUKON KABUPATEN ACEH UTARA


Pengarang

ALFIANA SARI IQLIMA - Personal Name;

Dosen Pembimbing

Halis Agussaini - 196508111993031001 - Dosen Pembimbing I
Arief Gunawan - 198908012021021101 - Dosen Pembimbing II



Nomor Pokok Mahasiswa

1704110010005

Fakultas & Prodi

Fakultas Teknik / Perencanaan Wilayah dan Kota (S1) / PDDIKTI : 35201

Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota., 2024

Bahasa

Indonesia

No Classification

627.4

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi di Kecamatan Lhoksukon yang
hampir setiap tahun terjadi. Banjir yang terjadi umumnya merupakan banjir sungai
atau banjir yang disebabkan oleh luapan sungai dan hujan dengan intensitas tinggi.
Banjir di Kecamatan Lhoksukon juga disebabkan saluran drainase yang tidak
berfungsi dengan baik dalam mengalirkan kelebihan air di wilayah tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mitigasi bencana banjir struktural dan non
struktural di Kecamatan Lhoksukon. Metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif
kualitatif dan metode analisis spasial. hasil penelitian menunjukkan bahwa zona
kerawanan banjir tinggi meliputi wilayah di sekitar sungai dan wilayah di sekitar
persawahan, zona bahaya sedang meliputi wilayah persawahan dan perumahan
warga sementara itu zona bahaya rendah berada disekitar wilayah permukiman.
tingkat bahaya banjir yang tinggi di Kecamatan Lhoksukon dapat disebabkan oleh
lokasi Kecamatan Lhoksukon yang dekat dengan sumber banjir yaitu Sungai Krueng
Keuruto dan merupakan wilayah dataran rendah. Selain itu, kondisi pembangunan
yang ada di Kecamatan Lhoksukon banyak terjadinya pembangunan di sekitaran
daerah sempadan sungai Krueng Keuruto. Mitigasi yang dapat dilakukan di
Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara yaitu mitigasi struktural dan mitigasi
non-struktural. Mitigasi struktural dapat dilakukan dengan membangun waduk dan
memperbaiki tanggul sungai, melakukan pengerukan sungai dan pembebasan das,
penyesuaian tinggi bangunan,penyediaan biopori, dan perbaikan drainase sehingga
air dapat mengalir dengan mudah. Mitigasi nonstruktural dapat dilakukan dengan
sosialisasi terkait mitigasi bencana banjir, perencanaan tata ruang yang
mempertimbangkan kawasan rawan bencana banjir dan meningkatkan sistem
peringatan dini di Kecamatan Lhoksukon.

Floods are the most frequent disasters in Lhoksukon District which occur almost every year. Floods that occur are generally river floods or floods caused by river overflows and high intensity rain. Floods in Lhoksukon District are also caused by drainage channels that do not function properly in draining excess water in the area. This study aims to determine the mitigation of structural and non-structural flood disasters in Lhoksukon District. The analysis method used is descriptive qualitative and spatial analysis methods. The results of the study indicate that the high flood vulnerability zone includes areas around rivers and areas around rice fields, the moderate danger zone includes rice fields and residential areas while the low danger zone is around residential areas. The high level of flood danger in Lhoksukon District can be caused by the location of Lhoksukon District which is close to the source of the flood, namely the Krueng Keuruto River and is a lowland area. In addition, the development conditions in Lhoksukon District are mostly developments around the Krueng Keuruto River border area. Mitigation that can be done in Lhoksukon District, North Aceh Regency, namely structural mitigation and non structural mitigation. Structural mitigation can be done by building reservoirs and repairing river embankments, dredging rivers and freeing watersheds, adjusting building heights, providing biopores, and improving drainage so that water can flow easily. Non-structural mitigation can be done by socializing flood disaster mitigation, spatial planning that considers flood-prone areas and improving early warning systems in Lhoksukon District.

Citation



    SERVICES DESK