Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
SKRIPSI
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS PATI KENTANG VARIETAS GRANOLA
Pengarang
Rika Lusiana T - Personal Name;
Dosen Pembimbing
Nomor Pokok Mahasiswa
0505105010066
Fakultas & Prodi
Fakultas Pertanian / Teknologi Hasil Pertanian (S1) / PDDIKTI : 41231
Kata Kunci
Penerbit
Banda Aceh : Fakultas Pertanian., 2010
Bahasa
Indonesia
No Classification
665.805 21
Literature Searching Service
Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)
Kentang termasuk golongan sayuran yang mendapat prioritas dengan semakin berkembangnya industri pengolahan pangan sehingga dapat mendatangkan keuntungan bagi petani (Soclarso, 1997). Dalam bentuk segar kentang mudah rusak akibat faktor mekanis, fisiologis, dan mikrobiologis yang berkaitan dengan kadar air yang Ainggi serta tidak tahan lama disimpan karena akan tumbuh tunas setelah penyimpanan dengan kondisi penyimpanan pada daerah tropis dan subtropis yang tidak terkontrol. Salah satu solusi yang dapat diambil menyelesaikan persoalan terebut adalah dengan mengubah umbi kentang kedalam bentuk yang mempunyai ilai ekonomis yang lebih tinggi, yaitu lebih lama dalam penyimpanan, mempunyai nilai jual yang tinggi schingga mudah dalam pemasaran
Salah satu bentuk hasil olahan kentang adalah pengolahan menjadi pati. Pati kentang diperoleh dengan cars ekstraksi yang dilanjutkn dengan proses pengendapan dan pengeringan. Pati kentang merupakan salah satu produk setengah jadi yang mengandung karbohidrat yang dapat memberikan kerudahan dalam distribusi dan meningkatkan daya guna bila dibandingkan dengan bentuk segar.
Proses pengeringan pati kentang dilakulan setelah melalui proses pengecilan ukuran yaitu penggihingan yang menghasilkan bubur umbi kentang dan kemudian dilakukan kstraksi. Endapan pati kentang yang dihasilkan masih dalam keadaan basah sehingga diperlukan proses pengeringan terlebih dahulu agar kadar air pada pati kentang dapat dikurngi sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan pembusukn terhambat. Oleh sebab itu diperlukn suhu dan lama pengeringan untuk mnenghasilkan pati kentang yang baik. Pada proses
pengeringan, mnakin tinggi suhu pengeringan dan makin lama waktu pengeringan maka makin banyak pigmen maupun komposisi kimia dari bahan yang berubah .Sehingga suhu dan lama pengeringan menjadi faktor penting pada proses pengeringan. Dengan menggunakan variasi suhu dan lama pengeringan dapat diperoleh perbedaan sifat fisik dan kimia pati kentang.
Rancangan penelitian yang digunakan merupakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah suhu pengeringan () terdiri dari 3 taraf yaitu TI 40'c, T2 = 0C, dan T3 60'C. Faktor kedua adalah lama pengeringan (L) terdiri dari taraf yaitu LI = S jam, L2 = 6jam, L3 =7jam. Kombinasi perlakuan adalah 3 x 39 dengan menggunakan kali pengulangan, sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Analisis yang dilakukan terhadap pati kentang yang dihasilkan meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, dan tingkat kecerahan warna (brightness).
Hasil penelitian ini menunjuklan bahwa faktor suhu pengeringan (T) berpengaruh sangat nyata (P
Tidak Tersedia Deskripsi
PENGARUH RADIASI INFRA MERAH PADA KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM L) SEBELUM PENYIMPANAN TERHADAP KADAR GULA PEREDUKSI DAN KUALITAS KERIPIK (CHIPS) KENTANG (Dewi masyithah, 2024)
PENGARUH VARIETAS DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMLA PATI UBI JALAR (IPOMOEA BATATAS LAMB) (Yuni Sartika, 2024)
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN KENTANG VARIETAS GRANOLA DAN ATLANTIK DI KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH (Ruhamah, 2024)
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-EFFICACY SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING BERBANTUAN SOFTWARE HOT POTATOES (FATIMAH NUR, 2017)
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TAUGE PADA MEDIA MS MODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM L. CV GRANOLA) SECARA IN VITRO (Liza Fadhillah, 2015)