Electronic Theses and Dissertation

Foto polos merupakan alat diagnostik yang penting untuk mendeteksi fraktur tulang panjang. Pada situasi dengan keterbatasan sumber daya, adaptasi metode diagnostik sangat penting untuk dilakukan demi memastikan hasil yang dapat diandalkan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan akurasi pembacaan foto polos fraktur dengan menggunakan minimal resources dibandingkan dengan standard resources, sehingga dapat mengoptimalkan diagnosis dalam kondisi terbatas. Penelitian analitik observasional ini menggunakan desain cross sectional, dengan menggunakan rekam medis pasien fraktur ekstremitas di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin. Foto yang diambil dengan minimal resources (Anteroposterior (AP) atau Lateral (Lat)) dibandingkan dengan yang diambil dengan standard resources (AP + Lat). Uji diagnostik dilakukan untuk menghitung akurasi, sensitivitas, dan spesifisitas. Analisis terhadap 55 sampel menunjukkan bahwa pembacaan dari minimal resources AP view mencapai akurasi 89,1%, sensitivitas 95,3%, dan spesifisitas 80%. Pembacaan minimal resources Lat view menunjukkan akurasi 87,3%, sensitivitas 91,1%, dan spesifisitas 70%. Standard resources menghasilkan akurasi tertinggi pada 96,3%. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan foto polos dengan minimal resources dapat memberikan hasil diagnostik yang cukup andal, terutama dalam situasi keterbatasan sumber daya. Akurasi dan sensitivitas metode minimal resources dapat diterima. Penelitian ini menekankan pentingnya adaptasi teknik radiografi di lingkungan dengan keterbatasan sumber daya, hasilnya menunjukkan bahwa metode sumber daya minimal masih dapat digunakan secara efektif untuk mendiagnosis fraktur. Penelitian di masa depan harus berfokus pada validasi lebih lanjut dari temuan ini.

Plain radiographs are an important diagnostic tool for detecting long bone fractures. In resource-limited situations, adaptation of diagnostic methods is essential to ensure reliable results. This study aims to compare the accuracy of fracture plain radiograph readings using minimal resources compared to standard resources, so as to optimize diagnosis in limited conditions. This observational analytic study used a cross-sectional design, using medical records of extremity fracture patients at Dr. Zainoel Abidin Regional General Hospital. Photographs taken with minimal resources (Anteroposterior (AP) or Lateral (Lat)) were compared with those taken with standard resources (AP + Lat). Diagnostic tests were performed to calculate accuracy, sensitivity and specificity. Analysis of 55 samples showed that readings from AP view minimal resources achieved 89.1% accuracy, 95.3% sensitivity, and 80% specificity. The Lat view minimal resources reading showed an accuracy of 87.3%, sensitivity of 91.1%, and specificity of 70%. Standard resources yielded the highest accuracy at 96.3%. These findings suggest that the use of plain radiographs with minimal resources can provide fairly reliable diagnostic results, especially in resource-limited situations. The accuracy and sensitivity of the minimal resources method are acceptable. This study emphasizes the importance of adapting radiographic techniques in resource-limited environments, the results show that minimal resource methods can still be used effectively to diagnose fractures. Future research should focus on further validation of these findings.