STIGMA MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSI PEREMPUAN KARIER DALAM MENINGKATKAN INDEKS PEMBANGUNAN GENDER (IPG) (STUDI DI DP3A PROVINSI ACEH) | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

STIGMA MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSI PEREMPUAN KARIER DALAM MENINGKATKAN INDEKS PEMBANGUNAN GENDER (IPG) (STUDI DI DP3A PROVINSI ACEH)


Pengarang

KHAIRUN NISAK - Personal Name;

Dosen Pembimbing

Masrizal - 198404152010121005 - Dosen Pembimbing I
Zulfan - 196107081989101001 - Penguji
Nurul Fajri - 199102262022032009 - Penguji



Nomor Pokok Mahasiswa

2010101010043

Fakultas & Prodi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik / Sosiologi (S1) / PDDIKTI : 69201

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sosiologi., 2025

Bahasa

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Di era globalisasi saat ini, peran perempuan dalam dunia kerja semakin diakui dan berkembang. Namun, di daerah dengan budaya yang masih sangat menjunjung tinggi norma-norma tradisional seperti Banda Aceh, perempuan karier sering kali menghadapi prasangka dan persepsi yang berujung pada stigma dan diskriminasi dari lingkungan sosial. Norma-norma tersebut, yang menganggap bahwa peran utama perempuan ada di ranah domestik, masih sangat berlaku di Banda Aceh, sehingga menghambat perempuan untuk berpartisipasi secara aktif di sektor publik. Stigma masyarakat terhadap perempuan karier menciptakan lingkungan yang tidak mendukung bagi mereka yang ingin mengembangkan karier di luar rumah. Di sisi lain, partisipasi perempuan dalam angkatan kerja memiliki potensi besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Gender (IPG), yang mencerminkan kesetaraan gender dan pemberdayaan di berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, dan perekonomian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Stigma masyarakat terhadap perempuan karier di Banda Aceh memiliki pengaruh signifikan terhadap upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Gender (IPG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun ada program-program yang mendukung kemajuan signifikan dalam IPG untuk perempuan, fluktuasi Indeks Ketimpangan Gender (IKG) mengindikasikan bahwa kesetaraan masih sulit dicapai tanpa perubahan yang mendalam dalam masyarakat. Penelitian ini mengungkap stigma terhadap eksistensi perempuan dalam konteks pengembangan gender di Aceh. Dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh tradisi dan struktur keagamaan, stigma sosial dan makna simbolik yang ada memengaruhi bagaimana perempuan memandang diri mereka sendiri serta bagaimana mereka dipandang oleh masyarakat. Hal ini berdampak langsung pada partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, yang masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki.

Kata kunci: Pemberdayaan, Perempuan, Gender, Stigma, Indeks Pembangunan Gender (IPG)

In the current era of globalization, the role of women in the workforce is increasingly recognized and expanding. However, in regions with cultures that strongly adhere to traditional norms, such as Banda Aceh, career women often face prejudice and perceptions that result in stigma and discrimination from their social environment. These norms, which assume that a woman's primary role is in the domestic sphere, remain prevalent in Banda Aceh, thereby hindering women from actively participating in the public sector. The societal stigma against career women creates an unsupportive environment for those who aspire to develop their careers outside the home. On the other hand, women's workforce participation has significant potential to improve the Gender Development Index (GDI), which reflects gender equality and empowerment across various aspects of life, such as education, health, and the economy.This study employs a qualitative research method with a case study approach. The societal stigma toward career women in Banda Aceh significantly influences efforts to improve the Gender Development Index (GDI). The findings reveal that although several programs support substantial progress in the GDI for women, the fluctuating Gender Inequality Index (GII) indicates that achieving equality remains challenging without profound societal changes. This research explores the stigma against women’s existence in the context of gender development in Aceh. In a society shaped by traditions and religious structures, social stigma and existing symbolic meanings affect how women perceive themselves and how they are perceived by the community. This has a direct impact on women's participation in the workforce, which remains significantly lower than that of men. Keywords: Empowerment, Women, Gender, Stigma, Gender Development Index

Citation



    SERVICES DESK