STUDI PRODUKSI SABUN MELALUI PEMANFAATAN MINYAK GORENG BEKAS DAN LIMBAH TANDAN SAWIT | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

STUDI PRODUKSI SABUN MELALUI PEMANFAATAN MINYAK GORENG BEKAS DAN LIMBAH TANDAN SAWIT


Pengarang

Fadli Munandar - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

0105105010021

Fakultas & Prodi

Fakultas Pertanian / Teknologi Hasil Pertanian (S1) / PDDIKTI : 41231

Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Pertanian., 2008

Bahasa

Indonesia

No Classification

664.36

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

SNI (1994) mendefinisikan sabun sebagai pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Berdasarkan definisi tersebut, maka 2 (dua) hal penting yang harus ada dalam proses pembuatan sabun adalah asam lemak dan alkali (natrium atau kalium). Asam lemak dapat diperoleh dari minyak-minyak nabati seperti minyak kelapa dan minyak kelapa sawit. Sedangkan alkali dapat diperoleh dari hasil pembakaran limbah pertanian seperti hasil pembakaran limbah tandan sawit kosong.
Bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai sumber asam lemak pada pemb uatan sabun adalah minyak goreng bekas. Penelitian-penelitian sebelumnya menyatakan bahwa pembuatan sabun mandi dari minyak goreng bekas telah berhasil dilakukan, namun hasilnya masih perlu diperbaiki. Salah satu teknik yang diharapkan dapat memperbaiki mutu sabun yang dihasilkan adalah dengan teknik pemurnian minyak yang dapat dilakukan dengan menggunakan sari mengkudu.
Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mempelajari pembuatan sabun dengan menggunakan minyak goreng bekas dan alkali hasil ekstraksi abu tandan sawit sebagai usaha pencarian alternatif lain bahan pembuatan sabun dengan orientasi pemanfaatan limbah.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 (dua) faktor, yaitu perbandingan air dan abu (1: 0,24, 1 : 03. I : 0,36) dan konsentrasi sari mengkudu (0 %, 25 %, 50 %). Dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Parameter yang diamati adalah rendemen, kadar air dan zat
menguap, jumlah asam lemak, bagian tidak larut dalam alkohol, alkali bebas,
minyak mineral dan uji organoleptik (warna, tekstur, aroma).
Hasil penelitian terhadap sabun yang dihasilkan menunjukkan bahwa faktor perbandingan air dan abu berpengaruh nyata (Ps0,05) terhadap rendemen, kadar air dan zat menguap dan zat yang tidak larut dalam alkohol, namun berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap jumlah asam lemak, alkali bebas, organoleptik warna, tekstur dan aroma. Faktor konsentrasi sari mengkudu berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap semua parameter yang diamati, namun interaksi antara perbandingan air dan abu dan konsentrasi sari mengkudu memberikan pengaruh nyata (P0,05) terhadap kadar air dan zat menguap dan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap yang lainnya.
Sabun yang dihasilkan menunjukkan bahwa rendemen sabun tertinggi dihasilkan oleh perlakuan perbandingan air dan abu 1 : 0,36 dan konsentrasi sari mengkudu 25 %, kadar air dan zat menguap sabun terbaik dihasilkan oleh perlakuan perbandingan air dan abu I : 0,36 dan konsentrasi sari mengkudu 50 %, jumlah asam lemak sabun tertinggi dihasilkan oleh perlakuan perbandingan air dan abu I : 0,36 dan konsentrasi sari mengkudu 50 %, bagian sabun yang tidak larut dalam alkohol terbaik dihasilkan oleh perlakuan perbandingan air dan abu I : 0 , 3 6dan konsentrasi sari mengkudu 25 %. Untuk uji organoleptik terhadap warna, penilaian terbaik dihasilkan oleh perlakuan perbandingan air dan abu I : 0,36 dan konsentrasi sari mengkudu 25 %, tekstur terbaik dihasilkan oleh perlakuan perbandingan air dan abu I : 0,30 dan konsentrasi sari mengkudu 50 % dan aroma sabun terbaik dihasilkan oleh perlakuan perbandingan air dan abu I ; 0,24 dan konsentrasi sari mengkudu 25 %. Sedangkan untuk uji minyak mineral, sampel sabun hasil perlakuan perbandingan air dan abu I : 0,30 dan konsentrasi sari mengkudu 25 % positif mengandung minyak mineral dan sabun hasil perlakuan perbandingan air dan abu I : 0,36 dan konsentrasi sari mengkudu 50 % negatif mengandung minyak mineral. Seluruh sampel sabun tidak mengandung alkali bebas.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa penggunaan konsentrasi abu tandan sawit sebagai sumber KOH mempengaruhi mutu sabun yang dihasilkan.Konsentrasi sari mengkudu yang digunakan untuk memurnikan minyak goreng bekas tidal memperlihatkan pengaruh terhadap sabun yang dihasilkan, namun interaksi keduanya memberikan pengaruh yang tidak signifikan.

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK