Electronic Theses and Dissertation

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menguji efisiensi pasar saham Indonesia dalam bentuk
lemah pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks LQ45 selama
periode 2019-2023. Efisiensi pasar dalam bentuk lemah mengasumsikan harga
saham mencerminkan seluruh informasi historis, sehingga pergerakan harga
bersifat acak dan tidak dapat diprediksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan metode statistik untuk menganalisis data time series. Uji yang
digunakan meliputi Augmented Dickey-Fuller (ADF) untuk menguji kestasioneran
data, autokorelasi Ljung-Box untuk ketergantungan serial, uji run untuk pola acak
(random walk), serta pemodelan ARIMA untuk memprediksi harga. Hasil
menunjukkan IHSG cenderung mendekati efisiensi pasar bentuk lemah, di mana
pergerakan harga mengikuti pola random walk. Sebaliknya, pada indeks LQ45
ditemukan ketidakefisienan pasar karena harga tidak mengikuti pola random walk
dan dipengaruhi volatilitas serta likuiditas tinggi. Selain itu, hasil autokorelasi
Ljung-Box menunjukkan autokorelasi signifikan pada kedua indeks,
mengindikasikan pergerakan harga masa lalu memengaruhi pergerakan harga masa
depan. Ini menunjukkan pasar saham Indonesia belum sepenuhnya efisien dalam
bentuk lemah, terutama pada indeks LQ45.

Kata kunci: Efisiensi Pasar, Bentuk Lemah, ARIMA, Uji ADF, Uji Autokorelasi
Ljung-Box

ABSTRACT This study aims to examine the weak-form efficiency of the Indonesian stock market in the Jakarta Composite Index (JCI) and LQ45 Index during the 2019-2023 period. Weak-form efficiency assumes that stock prices reflect all historical information, making price movements random and unpredictable. This research employs a quantitative approach using statistical methods to analyze time series data. Tests applied include the Augmented Dickey-Fuller (ADF) test to examine data stationarity, the Ljung-Box autocorrelation test to assess serial dependence, the runs test to check for random walk patterns, and ARIMA modeling to predict price movements. The results show that JCI tends to approach weakform efficiency, with price movements following a random walk pattern. Conversely, the LQ45 Index exhibits market inefficiency as its stock prices do not follow a random walk and are influenced by high volatility and liquidity. Moreover, the Ljung-Box test indicates significant autocorrelation in both indices, suggesting that past price movements affect future prices. These findings indicate that while JCI shows a tendency toward weak-form efficiency, the Indonesian stock market as a whole is not fully efficient in its weak form, particularly in the highly liquid LQ45 Index. Keywords: Market Efficiency, Weak Form, ARIMA, ADF Test, Ljung-Box Autocorrelation Test