PENGARUH TRICHODERMA SPP. DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH (RIGIDOPORUS MICROPORUS) PADA BIBIT KARET (HEVEA BRASILIENSIS MUELL. ARG) | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

PENGARUH TRICHODERMA SPP. DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH (RIGIDOPORUS MICROPORUS) PADA BIBIT KARET (HEVEA BRASILIENSIS MUELL. ARG)


Pengarang

Harki Pratama - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

1205101050032

Fakultas & Prodi

Fakultas Pertanian / Agroteknologi (S1) / PDDIKTI : 54211

Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala., 2017

Bahasa

Indonesia

No Classification

1

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Pengaruh Trichoderma spp. dan Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap Penyakit Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus) Pada Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg)

Harki Pratama

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh – Indonesia
Jl. Tgk. Hasan Krueng Kalee No. 3 Kopelma Darussalam, Banda Aceh
E-mail : harkipratama003@gmail.com, Kode Pos. 23111


ABSTRAK

Karet merupakan salah satu penyumbang devisa non migas bagi Indonesia. Rata – rata produksi karet Indonesia dari tahun 2005 – 2015 sebesar 2.894.684 ton atau naik setiap tahunnya 2%. Peningkatan produktivitas karet sering mengalami kendala salah satunya serangan penyakit. Diperkirakan 5-15% kehilangan produksi karet setiap tahunnya diakibatkan serangan penyakit. Penyakit yang banyak menyerang tanaman karet yaitu Jamur Akar Putih (JAP) yang disebabkan oleh patogen Rigidoporus microporus. Berbagai upaya pengendalian penyakit JAP telah dilakukan seperti penggunaan kimiawi, kultur teknis dan penggunaan agens hayati tetapi belum mampu mengendalikan penyakit JAP sepenuhnya. Pemanfaatan agens hayati yang banyak digunakan saat ini yaitu Trichoderma spp. Fungi ini memiliki kemampuan dalam memarasit patogen, bersaing mengambil nutrisi dan ruang hidup. Selain itu, Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) juga dapat digunakan sebagai agens pengendali hayati. FMA memiliki kemampuan simbiosis mutualistik kepada tanaman. pola faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama ialah Trichoderma spp. (tanpa Trichoderma, T. koningii, T. virens, dan T. harzianum) dan faktor kedua ialah FMA (tanpa FMA dan FMA) sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi T. koningii dapat menekan kejadian penyakit sampai 0,00% dan dapat menekan intensitas serangan penyakit sebesar 0,00%. Aplikasi FMA pada bibit tanaman karet dapat meningkatkan rata-rata diameter batang sebesar 8,10 mm dan berbeda nyata dengan perlakuan tanpa aplikasi FMA yaitu 7,05 mm. Terdapat interaksi dari aplikasi Trichoderma spp. dan FMA pada pengamatan kejadian penyakit dan intensitas serangan penyakit JAP.


Kata kunci : Hevea brasiliensis, Trichoderma spp. Rigidoporus microporus, FMA

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK