Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ANALISIS EKONOMI PEMELIHARAAN ITIK LOKAL JANTAN DENGAN PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU, MENIR, DAN KULIT TELUR SEBAGAI BAHAN CAMPURAN KONSENTRAT PADA PERIODE FINISHER
Pengarang
CUT SYARI DAHRI - Personal Name;
Dosen Pembimbing
Nomor Pokok Mahasiswa
1405004010005
Fakultas & Prodi
Fakultas Pertanian / Budidaya Peternakan (D3) / PDDIKTI : 54433
Subject
Kata Kunci
Penerbit
Banda Aceh : Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala., 2017
Bahasa
Indonesia
No Classification
636.085
Literature Searching Service
Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)
RINGKASAN
Pemeliharaan itik pedaging secara intensif dengan sepenuhnya tergantung pada
pemberian ransum komersil diragukan keuntungannya mengingat konsumsi ransumnya
yang tinggi sedangkan kemampuan produksi dagingnya lambat. Pakan konsentrat oplosan
dapat dijadikan pilihan dengan mengurangi jumlah penggunaanya dan memilih bahan -
bahan pakan alternatif yang lebih murah sebagai campurannya. Berdasarkan permasalahan
tersebut, penggunaan bahan-bahan pakan alternatif seperti ampas tahu, menir, dan tepung
kulit telur, sebagai bahan campuran konsentrat itik perlu diteliti untuk melihat seberapa
ekonomisnya pemeliharaan itik tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
ekonomis pemeliharaan itik lokal jantan yang diberi tepung ampas tahu, menir, tepung
kulit kulit telur, dan minyak sawit sebagai bahan campuran konsentrat komersil itik
selama periode akhir.
Tugas Akhir ini dilakukan di Peternakan UD Niwatori, Kabupaten Aceh Besar
tanggal 29 Januari?25 Maret 2017. Materi yang digunakan adalah 100 ekor anak itik
(day old duck, DOD) lokal jantan produksi PT Charoen Pokphand. Ransum yang
diberikan yaitu (1) ransum komersil ayam broiler CP511 dan CP512 Bravo selama
periode 0?2 minggu dan 2?4 minggu (2) ransum perlakuan berupa campuran konsentrat
komersil itik CP144 dengan jagung, dedak, tepung ampas tahu, menir, Mineral B12
,
tepung kulit telur, dan minyak sawit selama periode 4?8 minggu. Parameter yang diukur
adalah total penerimaan, total biaya, income over feed cost (IOFC), dan total income.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pemeliharaan itik lokal jantan yang
diberikan ransum konsentrat itik dengan campuran jagung + dedak + tepung ampas tahu +
menir + tepung kulit telur + Mineral B12
+ minyak sawit (R
B
?RD
) selama periode 4?8
minggu memiliki penerimaan lebih tinggi dan total biaya lebih rendah dibandingkan
dengan pemeliharaan itik lokal jantan yang diberikan ransum konsentrat itik dengan
campuran jagung + dedak + tepung kulit telur (kontrol). Hasil analisis memperlihatkan
pula bahwa pemeliharaan itik-itik lokal jantan yang dipelihara dengan pemberian
campuran konsentrat itik dengan campuran jagung + dedak + tepung ampas tahu + menir +
tepung kulit telur + Mineral B12
+ minyak sawit (RB
?RD
) menghasilkan IOFC lebih tinggi
dibandingkan dengan yang diberikan ransum campuran konsentrat itik dengan kontrol.
Pemeliharaan itik lokal jantan dengan pemberian ransum apapun, baik ransum
kontrol (R
A) maupun ransum perlakuan (R
B
?RD
) mengalami kerugian bila itik dijual ke
muge (agen). Akan tetapi, bila itik langsung dijual ke konsumen, dengan menggunakan
ransum apapun maka memperoleh keuntungan. Keuntungan lebih besar jika menggunakan
ransum komersil kosentrat itik dengan campuran jagung + dedak + tepung ampas tahu +
menir + tepung kulit telur + menir + Mineral B12
+ minyak sawit (R
B
?RD
). Keuntungan
tertinggi terdapat pada R
B
, yaitu pemeliharaan itik lokal jantan dengan pemberian ransum
dari campuran konsentrat komersil itik CP144 18% + jagung 36% + dedak 28,45% +
tepung ampas tahu 8% + menir 4% + Mineral B12
1,75% + tepung kulit telur 3% + minyak
sawit 0,8% Sedangkan, penerimaan terendah terdapat pada RA,
yaitu dari penjualan itik
yang dipelihara dengan pemberian ransum dari campuran konsentrat komersil itik CP144 20% + jagung 40% + dedak 35% + Mineral B12
2% + tepung kulit telur 3% (ransum
kontrol).
Hasil analisis kelayakan usaha memperlihatkan semua ransum layak digunakan dan
menguntungkan dalam pemeliharaan itik lokal jantan secara intensif, dengan catatan
penjualan dilakukan langsung ke konsumen atau tidak ke muge, karena R/C ratio>1 dan
B/C ratio>0. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
(1) penggunaan bahan-bahan pakan alternatif (tepung ampas tahu + menir + tepung kulit
telur + Mineral B12
+ minyak sawit) dalam pemeliharaan itik lokal jantan menurunkan
biaya, menaikkan penerimaan, dan meningkatkan keuntungan dan (2) penjualan itik lokal
jantan ke muge memberikan kerugian, apapun ransum yang digunakan,
Tidak Tersedia Deskripsi
PERTUMBUHAN ITIK LOKAL JANTAN DENGAN PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU, MENIR, DAN KULIT TELUR SEBAGAI BAHAN CAMPURAN KONSENTRAT PADA PERIODE FINISHER (ISMATURRAHMI, 2017)
BOBOT DAN PERSENTASE KARKAS ITIK LOKAL JANTAN DENGAN PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU, MENIR, DAN KULIT TELUR SEBAGAI BAHAN CAMPURAN KONSENTRAT PADA PERIODE FINISHER (DEVI RAIYANI, 2018)
PENGARUH PERBEDAAN FORMULASI AMPAS TAHU DAN TEPUNG BERAS MERAH TERHADAP PROFIL PENCERNAAN ITIK PEDAGING (Debby Yolanda Br Tarigan, 2024)
ANALISIS EKONOMI PEMELIHARAAN AYAM KAMARAS JANTAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMERSIL YANG DISUBSTITUSI TEPUNG AMPAS TAHU + TEPUNG KULIT TELUR + FEED SUPPLEMENT (Murniati, 2016)
PENGARUH PERBEDAAN FORMULA PAKAN AMPAS TAHU DAN TEPUNG BERAS MERAH TERHADAP PERTUMBUHAN UKURAN ORGAN LIMPA DAN TIMUS PADA ITIK PEDAGING (Esri Rabina Br Tarigan, 2024)