Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
SKRIPSI
TINGKAT PENGGUNAAN BIJI KEFIR PADA SUSU KAMBING FERMENTASI TERHADAP KEMAMPUAN ANTIBAKTERI
Pengarang
Nurainun Mardhiyah - Personal Name;
Dosen Pembimbing
Nomor Pokok Mahasiswa
1405104010018
Fakultas & Prodi
Fakultas Pertanian / Peternakan (S1) / PDDIKTI : 54231
Subject
Kata Kunci
Penerbit
Banda Aceh : Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala., 2018
Bahasa
Indonesia
No Classification
1
Literature Searching Service
Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)
Kefir adalah suatu kumpulan dari BAL (bakteri asam laktat) dan khamir yang sangat banyak jumlah strainnya. Di Indonesia, kefir sering disebut dengan nama kristal alga Jepang. Munculnya nama tersebut disebabkan ilmuwan yang mempublikasi pertama kali tentang kefir berasal dari Jepang. Produk fermentasi dipengaruhi oleh kemampuan starter dalam membentuk asam laktat yang ditentukan oleh jumlah dan jenis starter yang digunakan. Konsentrasi starter kefir berpengaruh terhadap pH kefir dan aktivitas antibakteri. Berdasarkan aktivitasnya zat antibakteri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bakteriostatik dan bakterisidal. Bakteriostatik adalah zat antibakteri yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri (menghambat perbanyakan populasi bakteri) namun tidak mematikan sedangkan bakterisidal adalah zat antibakteri yang memiliki aktivitas membunuh bakteri, namun ada beberapa zat antibakteri yang bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah yang bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan adalah penambahan persentase biji kefir (K) yang terdiri dari K1 = 5%, K2 = 10%, K3 = 15%. Penelitian pendahuluan berupa pengamatan terhadap populasi BAL (bakteri asam lakta) dan khamir pada biji kefir yang digunakan. Pengamatan utama yang dilakukan terhadap uji total mikroba dihitung dengan menggunakan metode hitungan cawan, uji daya hambat menggunakan metode cakram dan pengamatan terakhir yang dilakukan ialah sineresis.
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukanmenunjukkan bahwa jumlah koloni mikroba susu kambing fermentasi dengan penambahan biji kefir berkisar 7,40 – 7,67 log CFU/ml-1, sedangkan pada penambahan biji kefir 10% sebesar 7,60 log CFU/ml-1 terjadi penurunan total mikroba 0,067. Kemudian pada persentase penambahan biji kefir 15% sebesar 7,40 log CFU/ml-1 terjadi penurunan total mikroba sebesar 0,2 sedangkan pada sineresis, jumlah fermentasi susu kambing dengan penambahan biji kefir 5% nilai sineresis sebesar 36,59%. Mengalami peningkatan pada penambahan biji kefir 10% sebesae 52,07 % kemudian pada penambahan biji kefir 15% terjadi penurunan sebesar 52,05%, dan zona hambat yang terbentuk pada Escherichia coli pada penambahan 5% biji kefir pada susu kambing zona hambat yang terbentuk 2,19 mm, sedangkan pada penambahan 10% terjadi penurunan 1,79 mm dan pada penambahan biji kefir 15 % terjadi peningkatan 2,16. Selisih zona hambat yang terbentuk 0,40 mm dan 0,37 mm. Pada Staphylococcus aureus dengan penambahan 5% biji kefir menghasilkan zona hambat yang terbentuk 2,50 mm dan pada penambahan biji kefir 10% terjadi penurunan luas zona hambat sebesar 1,85 mm, kemudian pada penambahan 15% biji kefir zona hambat yang terbentuk 2,36 mm.
Tidak Tersedia Deskripsi
TINGKAT PENGGUNAAN BIJI KEFIR PADA SUSU KAMBING FERMENTASI TERHADAP KEMAMPUAN ANTIBAKTERI (Nurainun Mardhiyah, 2018)
KAJIAN FISIKOKIMIA DAN BIOLOGI PENGGUNAAN BIJI KEFIR TERHADAP FERMENTASI SUSU UHT (Afriani Novi Wijaya Br Srgh, 2019)
POTENSI KEFIR SUSU KAMBING DENGAN PENAMBAHAN L. PLANTARUM SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP ENTEROBACTERIACEAE DAN ENTEROTOKSIN (RAFITA AGUSTINA HRP, 2019)
AKTIVITAS ANTIBAKTERI KEFIR SUSU KEDELAI TERHADAP PERTUMBUHAN PROPIONIBACTERIUM ACNE (DESSI ANDRIANI, 2019)
KEMAMPUAN ANTIBAKTERI LACTOBACILLUS PLANTARUM PADA SUSU KAMBING DAN SUSU BUBUK TERHADAP ENTEROBAKTERICEA (Ade Kardima, 2018)