Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
SKRIPSI
PENGARUH LETAK BUAH DAN KADAR AIR BENIH YANG BERBEDA SELAMA 21 HARI PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (THEOBROMA CACAO L.)
Pengarang
ARDIATI - Personal Name;
Dosen Pembimbing
Nomor Pokok Mahasiswa
1405101050048
Fakultas & Prodi
Fakultas Pertanian / Agroteknologi (S1) / PDDIKTI : 54211
Subject
Kata Kunci
Penerbit
Banda Aceh : Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala., 2018
Bahasa
Indonesia
No Classification
1
Literature Searching Service
Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)
Permintaan kakao dunia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk terus-menerus meningkatkan produksi dan ekspor kakao. Salah satu faktor yang sangat mendukung keberhasilan dan peningkatan produksi kakao adalah tersedianya benih berkualitas yang mampu tumbuh baik di lapangan. Benih berkualitas ditunjukkan oleh daya berkecambah yang tinggi dan mampu menghasilkan produksi maksimum. Letak buah pada posisi yang berbeda akan mempengaruhi kandungan cadangan makanan yang ada di dalam benih pada buah kakao dan berhubungan erat dengan tingkat viabilitas benih. Benih kakao termasuk ke dalam golongan benih recalcitrant yang viabilitasnya segera menurun sampai benih ke taraf kematian apabila disimpan dalam waktu yang lama dan kadar air rendah. Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk mengawetkan cadangan bahan tanam dari suatu musim ke musim berikutnya serta untuk menjamin persediaan benih yang bermutu bagi suatu program penanaman bila diperlukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh letak buah dan kadar air benih yang berbeda selama 21 Hari penyimpanan terhadap viabilitas benih dan pertumbuhan bibit kakao serta nyata tidaknya interaksi antara keduanya.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih dan Analisis pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh pada bulan April sampai bulan Juni 2018.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah moisture meter, spektrofotometer, mortar, cuvent, oven, tabung reaksi, ayakan 9 mesh, kertas label, wadah plastik, abu sekam, timbangan analitik, meja pembibitan, kamera, polybag ukuran 10 x 15 cm, box plastik, plastik klip, sprayer, alat tulis dan berbagai peralatan lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih kakao varietas Sulawesi I dan Sulawesi II yang diperoleh dari kebun petani di Desa Deah Teumanah, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie jaya. Bahan lain yang digunakan adalah tanah, pupuk kandang, serbuk gergaji, aseton 80%, fungisida dithane M-45 yang mempunyai bahan aktif Manko-zep 80 % dengan konsentrasi 0,45 g L-1 air.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama adalah letak buah (L), yang terdiri atas 3 taraf, yaitu L1= batang utama; L2 = cabang dan L3 = ranting. Faktor kedua adalah kadar air benih (K), yang terdiri atas 3 taraf, yaitu K1= 20 %; K2 = 25 % dan K3= 30 %. Masing-masing taraf percobaan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Parameter yang diamati adalah viabilitas dan vigor benih kakao yang terdiri dari: Potensi Tumbuh (PT), Daya Berkecambah (DB), Keserempakan Tumbuh (KST), Indeks Vigor (IV) dan Kecepatan Tumbuh (KCT). Parameter pertumbuhan bibit kakao yang diamati terdiri dari: Tinggi Tanaman, Jumlah daun, Bobot Berangkasan Segar dan Bobot Berangkasan Kering.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan letak buah berpengaruh sangat nyata terhadap tolok ukur potensi tumbuh, daya berekecambah, bobot berangkasan segar dan bobot berangkasan kering, nyata pada tolok ukur keserempakan tumbuh dan kecepatan tumbuh, namun tidak berpengaruh nyata pada tolok ukur lainnya. Perlakuan kadar air benih berpengaruh sangat nyata terhadap tolok ukur tinggi tanaman 14 HST, bobot berangkasan segar dan bobot berangkasan kering, nyata terhadap tolok ukur potensi tumbuh, keserempakan tumbuh, jumlah daun 7 HST, tinggi tanaman 7 HST dan 21 HST, namun tidak berpengaruh nyata pada tolok lainnya. Kadar air terbaik untuk benih kakao selama penyimpanan adalah 30%. Terjadi interaksi yang sangat nyata antara letak buah dan kadar air benih terhadap tolok ukur kecepatan tumbuh, bobot berangkasan segar dan bobot berangkasan kering. Kombinasi perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan letak buah pada batang dan kadar air 30% (L1K3).
Tidak Tersedia Deskripsi
VIABILITAS DAN VIGOR BENIH KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) PADA BEBERAPA TARAF KADAR AIR DAN LAMA PERIODE SIMPAN (Saiful Bahri, 2019)
VIABILITAS DAN VIGOR BENIH KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) AKIBAT PERBEDAAN LETAK BUAH DAN VARIETAS (Chairuzzaman, 2024)
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN PERENDAMAN BENIH DENGAN EKSTRAK DAUN MIMBA TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) (Agus Harliana, 2024)
PENGARUH KONSENTRASI PAKLOBUTRAZOL DAN JENIS MEDIA SIMPAN TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) (MILA LESTIA, 2021)
PENGARUH KONSENTRASI PELAPISAN JEL LIDAH BUAYA (ALOE VERA) DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) (YELSA CHYNTIA ARDELLA FITRI, 2023)