POLA REKRUTMEN BAKAL CALON LEGISLATOR PEREMPUAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DAN PARTAI NANGGROE ACEH (PNA) KOTA BANDA ACEH PADA PEMILU 2019 | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    NULL

POLA REKRUTMEN BAKAL CALON LEGISLATOR PEREMPUAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DAN PARTAI NANGGROE ACEH (PNA) KOTA BANDA ACEH PADA PEMILU 2019


Pengarang

SRI MULYANI - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

1610103010007

Fakultas & Prodi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik / Ilmu Politik (S1) / PDDIKTI : 67201

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala., 2021

Bahasa

Indonesia

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Perempuan telah mendapatkan hak berpolitik sendiri didalam pemilihan umum, dengan adanya kebijakan kuota 30% dari partai politik, persoalannya bukan pada kebijakan tetapi implementasi dari kebijakan itu dari partai politik. Proses perekrutan bakal calon dari partai marak terjadi bukan hanya kebanyakan dari kader partai sendiri, melainkan juga termasuk dari non kader. Adanya perempuan yang tidak memiliki basic politik yang direkrut untuk dijadikan bakal caleg, hanya sekedar pelengkap saja. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pola rekrutmen dan indikator yang digunakan olehPartai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nanggroe Aceh (PNA) dalam menentukan bakal calon legislatif perempuan pada pemilu 2019 di kota Banda Aceh. Teori yang dipakai teori rekrutmen politik, Konsep partai politik dan kebijakan afirmatif. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua partai dalam proses perekrutan menggunakan pola rekruitmen campuran, yaitu rekruitmen tertutup dan terbuka. Sistem yang dipakai melihat keaktifan dari calon dalam memenuhi persyaratan yang ditetapkan, ditunjuk dan hubungi oleh partai sebagai bakal calondengan indikator PKS lebih melihat ketertarikan dan keseriusan seseorang yang ingin menjadi caleg, dan PNA mengutamakan pendidikan yaitu dalam artian kualitasnya. Kesimpulan yang dapat disimpulkan yaitu kedua partai menggunakan pola rekrutmen tertutup dan terbuka, memberikan peluang dari kader dan non-kader yang ingin menjadi bacaleg dari partai yang sesuai dengan aturan partai, dan indikator yang dilihat berdasarkan teori dari model Barber yang dominan melihat motivasi bacaleg, sumber dan kesempatan yang masing-masing mereka jalankan. Peneliti mengharapkan keseriusan kedua partai dalam merekrut dan menerapkan sistem kaderisasi, sehingga memiliki terobosan yang lebih baik lagi dalam proses perekrutan perempuan kedepan.

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK