Electronic Theses and Dissertation

ABSTRAK

Bunting semu pada kelinci dapat terjadi karena adanya induksi secara hormonal dan stimulasi fisik yang dapat menyebabkan perubahan pada morfologi saluran reproduksi. Salah satu metode induksi hormonal adalah injeksi PMSG dan hCG. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan anatomi dan histologi saluran reproduksi pada kelinci lokal bunting semu (pseudopregnant) yang diinduksi dengan penyuntikan PMSG dan hCG. Penelitian ini menggunakan sembilan ekor kelinci betina lokal, berumur 1-2 tahun dengan bobot badan 1,8-2,2 kg yang dibagi dalam tiga kelompok perlakuani(n=3) yaitu,iK1 (kontrol negatif): kelinci diinjeksi dengan 0,1 ml NaClifisiologis tanpa perkawinan;iK2: kelinci diinduksi dengan 100iIU PMSG, tanpa perkawinan, dan diikuti dengan injeksi 75iIU hCG; daniK3 (kontrol positif): kelinci diinjeksi 100iIU PMSG, tiga hari kemudian dikawinkan dan diinjeksi 75 IU hCG. Pada hari ke-8 setelahiperlakuan seluruh kelinci disembelih lalu saluranireproduksi diambil untuk pengamatan morfologi dan morfometri oviduk, kornua uterus, serviks uteri, dan vagina lalu diproses secara histoteknik dan diwarnai dengan pewarnaan hematoksilin dan eosin untuk pengamatan histologi dan histomorfometri. Hasil penelitian diperoleh adanya perubahan morfologi dan histologi saluran reproduksi pada kelinci K2 dan K3 dibandingkan K1. Secara morfometri tidak terdapat perbedaan yang nyata ukuran panjang saluran reproduksi (P>0,05) sedangkan secara histomorfometri, pada oviduk terdapat perbedaan yang nyata (P0,05), namun jumlah kelenjar uterina K3 berbeda nyata dengan K1-K2 (P0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa induksi PMSG dan hCG menyebabkan perubahan morfologi dan histologi saluran reproduksi kelinci lokal.

Kata kunci: bunting semu, hormon PMSG dan hCG, kelinci, dan saluran reproduksi.

ABSTRACT Pseudopregnancy in rabbits can occur due to hormonal induction and physical stimulation that can cause changes in the morphology of the reproductive tract. One method of hormonal induction is PMSG and hCG injection. This study aims to determine the anatomical and histological changes of the reproductive tract in pseudopregnant local rabbits induced by injection of PMSG and hCG. In this study, nine local female rabbits, aged 1-2 years with a body weight of 1.8-2.2 kg, were divided into three treatment groups (n=3), namely, K1 (negative control): injected with 0.1 ml of physiological NaCl without mating, K2: injected with 100 IU PMSG, without mating followed by injection of 75 IU hCG, and K3 (positive control): injected with 100 IU PMSG and then mated with male rabbits after three days of injection and followed by injection of 75 IU hCG. On the 8th day after treatment, all rabbits were slaughtered and the reproductive tract was collected for morphological and morphometric observation of the oviduct, uterine horn, uterine cervix, and vagina, and then processed histotechnically and stained with hematoxylin and eosin for histological and histomorphometric observation. The results showed that there wre changes in the morphology and histology of the reproductive tract in K2 and K3 compared to K1 rabbits. Morphometrically there was no significant difference in the length of those tracts (P>0.05), while histomorphometrically, there was a significant difference (P0.05), but the number of uterine glands of K3 was different from K1 and K2 (P0.05). It can be concluded that the induction of PMSG and hCG causes changes in morphology and histology of the reproductive tract in the local rabbits. Keywords: pseudopregnancy, PMSG hCG hormone, rabbits, and reproductive tract